TONGKANG "MENABRAK" PERAHU, SATU ORANG HILANG

Berita itu saya terima lewat sms,"Kapal teman saya menabrak perahu dan ada korban meninggal".
Kejadiannya disungai Barito, dihulu Muara Teweh, Kalimantan Tengah.
Segera saya menelpon balik teman yang memberi kabar, tetapi handphone sudah tidak aktif lagi.
Maklum saja yang memberi kabar juga disungai Barito dan masih ada daerah blankspot disana.
Mungkin saja dia sudah didaerah yang tidak terjangkau sinyal lagi.

Saya pun segera menghubungi teman dikapal yang dimaksud untuk mencari kabar.
Tapi sama saja, semua nomor yang saya hubungi tidak ada yang aktif.
Terpaksa saya pendam saja keingintahuan saya.
Was - was juga sebelum mendengar berita dari yang mengalami kejadiannya.
Apalagi mereka teman dekat saya.

Dua hari kemudian baru saya ada komunikasi dengan teman dikapal itu.
Dia menceritakan kepada saya detail kejadian yang sebenarnya.
Bukan kapal atau Tongkangnya yang menabrak perahu tersebut.
Tetapi perahu itu yang tiba - tiba nyelonong dan menyerempet tongkangnya.

Saat itu posisi kapalnya hendak menikung ke arah kanan sungai.
Dari belakang ada perahu yang hendak menyalip,karena kapalnya lebih lambat larinya.
Tapi pada saat perahu sudah melewati tongkang dan berada diburitan kapalnya, tiba - tiba perahu mengarah kekiri seolah hendak menyeberang memotong diantara kapal dan tongkang.

Tentu saja itu berbahaya sekali dan akan tertabrak tongkang.
Seharusnya perahu itu menyalip mengikuti kapal dengan berbelok kekanan juga.
Karena melihat posisi yang membahayakan perahu itu, dengan panik jurumudi menghentikan kapal.
Supaya tongkang melambat dan tidak menabrak perahu yang memotong didepannya.

Perahu nyelonong terus kekiri dan sempat tersangkut dihaluan tongkang tapi tidak tenggelam.
Rupanya perahu itu rusak kemudi,demikian hasil interogasi dikantor polisi sesudah kejadian.
Saat itu ada penumpang perahunya yang mungkin panik, dan melompat ke air.
Sementara perahunya bisa keluar dari posisi kejepit dihaluan tongkang dengan selamat.
Demikian juga penumpang lainnya yang berada didalam perahu.
Tetapi penumpang yang melompat ke sungai hilang dan baru ditemukan sehari kemudian sudah meninggal.

Jadi itulah yang diceritakan teman saya seperti yang juga diceritakannya saat disidik dikantor polisi.
Bukan kapal yang menabrak perahu, tetapi perahu yang rusak kemudi dan tidak terkendali.
Akibatnya tersangkut dihaluan tongkangnya saat menikung kekiri.
Tapi apapun penyebabnya, yang jelas sudah jatuh korban jiwa.

Itulah salah satu resiko jika kita berlayar di sungai.
Jadi dituntut kewapadaan yang tinggi, sebab kalau tidak sempat dihentikan lajunya kapal bukan tidak mungkin perahunya tenggelam karena hantaman tongkang.
Dan kalau sudah kejadian begini tentu yang pertama disalahkan adalah pihak kapal.
Sebab dalam pandangan umum, tidak mungkin perahu menabbrak kapal.
Yang lebih dianggap benar adalah kapal menabrak perahu, walau kejadiannya sering tidak seperti itu.

Siapa orang kapal yang mau mencari masalah dengan menabrak perahu.
Sering saya mengalami, perahu atau speed boat yang dengan seenaknya memotong dihaluan kapal dalam jarak yang terlalu dekat.
Mereka berpikir perahunya laju sehingga biarpun mmemotong dengan jarak 5 meter didepan kapal dianggap biasa saja.
Padahal kita yang dikapal sudah kuatir setengah mati, sebab kalau mesinnya mati mendadak atau kemudinya macet maka tentu akan terjadi kecelakaan.
Dan kapal akan susah menghindar kalau jaraknya sudah sedekat itu.
Jadi intinya perlu pengertian antara sesama pengguna sarana air di sungai untuk berteloransi.
Dengan demikian akan tercipta keamanan baik untuk perahu yang kecil juga untuk kapal yang berlayar disungai.

No comments:

Post a Comment