Sign Off dari MR 702

Hari masih pagi,mungkin baru jam 06.00.
Cuaca diluar masih terasa dingin karena semalam turun hujan lebat.
Tapi pagi itu saya sudah selesai mandi dan sedang menikmati
teh panas tanpa kue untuk mengusir hawa dingin.
Hari ini rencananya mau kekantor untuk mengantar surat pengunduran diri.
Ya,surat pengunduran diri karena saya mau berhenti dari kapal TB.MR 702
tempat saya bekerja selama ini.

Dua tahun sudah saya bekerja dikapal itu dan inilah saatnya
untuk mengakhiri masa kerja.
Masuk dengan baik,keluar juga harus dengan lebih baik pula.
Jam 08.15 saya menghadap pak Iwan untuk memberitahu akan berhenti
sambil menyodorkan surat pengunduran diri.

Beliau menanggapi dengan baik dan penuh pengertian.Juga sempat bertanya
kemana saya akan pindah kerja.Saya jawab aja dengan jujur dan apa adanya.
Beliau memahami dan berkata yang penting saya dapat yang lebih
baik dari yang sekarang.
Saya disuruh kebawah untuk dibuatkan surat berhenti sama Virly dan
nantinya akan ditandatangani beliau.

Sayapun turun kelantai bawah untuk menanti suratnya.
Tapi saat hendak diprint ternyata macet karena tinta habis.
Lama juga prosesnya baru bisa diprint kembali.
Maunya saya akan membawa surat itu kembali kepada pak Iwan untuk
ditandatangani sekalian basa-basi mengucapkan terimakasih.

Tapi bersamaan dengan selesai print surat itu,lewatlah bos besar
dan naik kelantai atas.
Tentunya keruangan pak Iwan juga.Saya batal naik keatas karena
kikuk ketemu bos.
Akhirnya suratnya saya titip Virly saja untuk ditandatangani pak Iwan.
Menyesal juga tadi nggak sempat ngomong pamitan dan mengucapkan terimakasih.
Selama ini beliau telah banyak memberikan bantuan dan support
jika kita mengalami masalah dikapal,terutama jika bermasalah dengan pencharter.
Setidaknya itulah yang saya rasakan selama bekerja dengan beliau.


Samarinda,28 Januari 2009.

"ANGKOT MASUK DAPUR"

Apa yang anda pikirkan jika ada orang yang menyebut kota Batam?
Daerah industri,kota jasa,kota wisata,kota dollar atau apa saja?
Semua ada disini.Tak heran jika daerah ini menjadi salah satu favorit
tujuan orang untuk mengadu nasib dan mencari peruntungan hidup.
Namun bukan itu yang menjadi perhatian saya tiap masuk daerah ini.

Satu hal yang menarik perhatian saya adalah banyaknya taksi yang beroperasi.
Baik itu taksi yang pakai argo ataupun yang tidak.
Dengan banyaknya taksi maka orang tentu lebih memilih untuk naik taksi
daripada naik angkot.Naik taksi tentu lebih praktis dan cepat sampai
daripada naik bis yang harus berdesak-desakkan.
Itupun dengan rute yang tertentu yang kadang tidak sampai ketempat yang kita tuju.

Taksi disini juga mengadopsi sistem angkot dalam artian tarif murah,
tapi masih menerima penumpang lain sampai penuh walaupun kita sudah naik.
Jadi jangan berharap dengan tarif murah terus hanya anda saja penumpangnya.
Hal ini menyebabkan penumpang angkot banyak yang bealih ke taksi.

Untuk menyiasati hal tersebut sopir angkot harus putar otak untuk
menutupi setoran dan mendapatkan hasil buat dia sendiri.
"Sampai-sampai ada angkot yang masuk sampai ke Dapur",kata teman saya
yang sering masuk Batam.
"Yang betul aja sih",kata saya tidak percaya.
"Tentu saja betul,kalau tidak percaya tanya saja sama sopir",jawabnya.

Karena penasaran saya menanyakannya sama sopir taksi yang kita tumpangi.
Jawabannya memang betul.Angkot disini memang ada yang masuk Dapur.
Disini ada angkot yang melayani trayek pusat kota ke Dapur 12,
yaitu suatu daerah kecamatan kalau saya nggak salah ingat apa yang
diucapkan sopir taksi tersebut.
Jadi angkotnya bukan masuk kedapur rumah orang seperti yang saya bayangkan.
Hmmmm,ada-ada saja.

BULAN ATAU MATAHARI???

Jono dan Joni bekerja disatu kapal.
Keduanya baru saja keluar dari bar dalam keadaan mabuk berat
karena kebanyakan minum alkohol.

Jono berkata,''Gara-gara kau ini Joni,kelamaan kita didalam.
Mungkin kapal kita sudah berangkat.Kita kesiangan didalam bar,
lihat matahari sudah tinggi''.

Joni menjawab,''Ngawur kau,ini masih malam.Itu bulan,bukan matahari.
Keduanya saling bantah dan tidak ada yang mau mengalah.
Akhirnya mereka berdua berkelahi hanya karena masalah tersebut.

Saat itu kebetulan lewat orang tua dan melerai mereka.
Orang tua itu bertanya apa penyebab sampai mereka berkelahi.
Mereka menjelaskan masalahnya dan keduanya kembali ngotot untuk
dibenarkan sambil mengancam orang tua itu.

Melihat gelagat yang tidak baik,sang orang tua mencoba untuk bersikap bijak.
"Maaf nak,saya tidak tahu itu Bulan atau Matahari.
Soalnya saya orang baru disini",jawabnya sambil cepat-cepat berlalu.