GPS DI HANDPHONE ANDROID

GPS adalah singkatan dari Global Positioning System.
Alat ini kebanyakan dipakai dikapal untuk keperluan navigasi.
Untuk perorangan alat ini juga dipakai para pendaki gunung juga untuk navigasi penentuan posisi supaya tidak tersesat dihutan.
Juga banyak dipakai surveyor lapangan yang bekerja ditengah hutan.

GPS yang dipakai dikapal umumnya terdiri dari unit penerima sinyal dan antena yang dipasang diluar ruangan kapal dengan sumber listrik DC 12 volt.
Jadi alatnya terpasang secara permanen dikapal dan tidak bisa dipindahkan.
Sedangkan GPS yang dipakai diluar ruangan untuk pendaki gunung adalah GPS Portable.
Merek dan harganya bervariasi dengan model dan type yang juga beragam.

Sekarang sudah ada handphone yang sudah mendukung aplikasi GPS.
Jadi kita tidak perlu lagi bersusah payah mengeluarkan dana extra untuk membeli GPS.
Cukup dengan handphone ber OS Aandroid kita sudah bisa menikmati GPS gratis.
GPSnya memang bukan aplikasi bawaan hp, jadi kita bisa mendownloadnya di Android Market.

Nama aplikasinya adalah GPS Test.
Filenya hanya 224 Kb sehingga tidak terlalu menyita memori hp.
Dan yang paling penting adalah aplikasi ini bekerja berdasarkan sinyal dari satelite langsung.
Bukan berdasarkan jaringan GSM,jadi biar tidak ada sinyal tetap bisa menentukan posisi.

Berikut tampilan aplikasi GPS Test saat akan kita aktifkan :

Tampilan awal saat aplikasi dibuka.

Indikator satelit yang ada dan satelit yang sinyalnya terdeteksi.

Posisi satelit yang terdeteksi.

Tampilan posisi dalam Lintang & Bujur  yang diterima dilayar handphone.
Disini posisi Bujur yang diatas dan posisi Lintang yangdibawah, kebalikan dengan GPS dikapal.
Selisihnya hanya digit ketiga dibelakang koma,jadi hampir sama akuratnya dengan GPS yang dikapal.

Indikator kecepatan dalam Knot (nautical mil/jam), Haluan yang ditempuh dalam  derajat dan Altitude/ketinggian dari permukaan laut, tetapi indikator altitude tidak sesuai dengan yang sebenarnya.

Tanggal dan jam tersedia untuk waktu internasional (GMT + 00.00) dan waktu lokal tergantung jam yang kita setting.
Waktu Sunrise dan Sunset bisa dihitung secara otomatis berdasarkan posisi kita saat itu.
Saya sudah pernah cocokkan waktu sunset dengan cara menunggui matahari saat terbenam dan selisihnya hanya sekitar 20 detik.
Bisa dipercaya untuk pedoman berbuka puasa saat ditengah laut walau matahari tertutup awan dan tanpa harus menghitung lagi di Almanak Nautika.

JEMBATAN TENGGARONG AMBRUK




Jembatan Tenggarong, Kutai Kertanegara ambruk kesungai.
Itulah berita yang saya terima lewatt telepon dari teman di Samarinda kemarin sore.
Antara percaya dan tidak saya menerima berita itu.
Saya kira teman saya beranda menggoda saya.
Tetapi karena dia bercerita dengan serius mau tidak mau saya terpengaruh untuk percaya.

Baru dua hari yang lalu saya melewati jembatan itu saat kapal menuju ke hulu sungai Mahakam untuk muat batubara.
Tidak ada tanda – tanda kalau jembatan yang dijuluki “Golden Gate” Kalimantan itu akan roboh kebumi.
Kendaraan tampak lalu lalang seperti biasanya ketika kami lewat dibawah kolong jembatan.

Saya ingin memotret jembatan itu tapi, tapi karena cuaca senja sudah cukup gelap saya urungkan untuk memotret.
Nanti saja kalau kapal turun dari hulu sungai Mahakam dan cuaca bagus baru saya akan memotretnya.
Lagipula tanggal 06 November 2011 lalu saat wisata ke pulau Kumala di Tenggarong saya sudah memotretnya.
Ternyata tidak ada kesempatan ketiga buat saya untuk memotretnya.

Karena masih kurang percaya dengan berita yang saya terima dari teman, saya langsung browsing lewat hp.
Memang betul, disitus online sudah ada berita tentang rubuhnya jembatan tersebut.
Kejadian tepatnya sekitar jam 16.20 wita.
Saat itu dilaporkan lalu lintas di atas jembatan sedang padat.
Banyak kendaraan dan orang yang sedang melintas yang langsung ikut tercebur ke sungai.

Sampai siang tadi dari berbagai berita yang saya ikuti di Televisi dan situs online, korban meninggal sudah 5 orang yang ditemukan.
Sementara korban selamat yang mengalami luka – luka sebanyak 39 orang.
Sedangkan korban yang hilang diperkirakan masih puluhan orang.
Data itu didasarkan pada laporan masyarakat yang anggota keluarganya hilang dan belum kembali kerumah.

Saat ini evakuasi korban masih diupayakan tim SAR untuk mencari korban yang mungkin masih tersangkut dibadan jalan jembatan.
Juga untuk mencari korban yang terjebak di mobil yang diperkirakan tenggelam didasar sungai.
Sementara kapal Tug Boat dan Tongkang yang memuat batubara dihulu jembatan dilarang melintas didaerah tersebut.
Kapal yang sudah muat dihulu tertahan diatas,tidak boleh turun.
Termasuk kapal tempat saya bekerja,terpaksa menunggu sampai ada berita lebih lanjut.

ALHAMDULILLAH, BISA LEBARAN DIDARAT



Sudah seminggu yang lalu kapal siap untuk berangkat.
Setelah sea trial dan timbal kompas, seharusnya langsung berangkat ke Batam.
Tetapi ada saja yang kendala sehingga harus tertunda terus.
Sebenarnya semua kru sudah ingin secepatnya berlayar.
Kelamaan didarat juga nggak enak.

Apalagi ini kapal buatan baru.
Tidak sabar lagi menjajal kemampuannya dilaut lepas.
Apakah cukup tangguh dan stabil mengadapi ombak.

Tapi disamping itu, ada juga yang mengganjal dihati.
Yaitu lebaran Idul Adha yang sudah didepan mata.
Beruta terakhir sih rencana berangkat tanggal 5 November 2011.
Itu artinya sehari sebelum lebaran kita sudah dilaut.
Dan mau tidak mau lebaran dilaut lagi untuk kesekian kalinya.

Tapi ternyata sampai hari ini, hari Lebaran Idul Adha kapal belum berangkat.
Ada dokumen yang yang belum selesai diurus di Syahbandar.
sebenarnya sih sudah diurus dari kemarin - kemarinnya.
Tinggal tanda tangan pejabat yang berwenang saja.
Tapi pejabat yang dimaksud tidak ada ditempat alias di luar pulau.

Jadilah kita menunggu terkatung - katung beberapa hari ini.
Tapi kalau dihitung - hitung lagi ada untungnya juga.
Kami masih bisa berlebaran haji didarat.
Dan tadi pagi saya serta teman - teman melaksanakan sholat Ied dimasjid yang terdekat.
Walaupun jauh dari keluarga tidak apa - apa.
Yang penting masih bisa berlebaran didarat.
Itu adalah suatu karunia, sebab selama ini kebanyakan lebaran ditengah laut yang saya alami.