Antar Jemput Jum'atan di Jetty MSN

 Sudah hampir pukul 11 siang, saya masih asyik di depan laptop di kamar.

Tiba-tiba ada kru yang mengetuk pintu dan memberitahu bahwa mobil jemputan sudah menunggu di workshop di depan jetty.

Masjid Jami Al Yusra, Desa Solonsa, Kec. Wita Ponda, Morowali, Sulawesi Tengah

Bergegas saya mengambil tas pinggang yang berisi sarung dan kopiah dan langsung turun dari kapal.

Sesampainya di depan jetty, sudah ada 2 mobil stand by dan orang-orang sudah berkumpul.

Saya langsung naik di salah satu mobil dan langsung berangkat bersama ke masjid terdekat.

Siap berangkat Jum'atan

Di Jetty PT. Mahkota Semesta Nikelindo (MSN) memang disediakan mobil untuk antar jemput kru kapal yang hendak sholat Jum’at.

Kalau hari  Jum’at, pukul 11.00 sudah berhenti semua kegiatan di jetty, baik itu untuk pemuatan nikel ore ke tongkang ataupu aktivitas lainnya.

Biasanya kalau hari Jum’at, pagi-pagi sudah ada panggilan di radio VHF channel 10. Bagi kru kapal yang akan sholat Jum’at disuruh siap-siap sebelum jam 11.00 dan akan berangkat bersama.

Master Jetty MSN  dan kru darat yang akan sholat Jum'at

Jarak dari jetty sampai ke Masjid sekitar 6,5 Kilometer. Masjid Jami Al Yusra namanya.

Lumayan jauh jika harus naik sepeda motor, apalagi jalanan dari jetty sampai ke jalan besar sekitar 5 kilometer berdebu.

Selesai sholat Jum’at masih ada kesempatan untuk berbelanja kebtuhan pribadi di toko swalayan yang ada di depan masjid.

Hati-hati Bang Sopir

Ada juga toko yang sekaligus menjadi agen BriLink, jadi sangat membantu jika ada yang akan melakukan penarikan tunai.

Itulah salah satu keistimewaan jika kapal sandar dan muat di jetty MSN.

Di jetty lain tidak ada layanan seperti ini. 

Kita harus cari sendiri angkutan atau transportasi jika hendak keluar untuk Jum’atan.

Alur Masuk Muara Bang Pakong Thailand

Alur masuk Bang Pakong
Bang Pakong adalah salah satu wilayah di Thailand. 

Letaknya masuk dari muara sungai sekitar 40 nautical mile. Cukup banyak kapal dan tongkang yang masuk untuk bongkar dan muat di pelabuhan ini.

Untuk masuk ke Bang Pakong, harus berlabuh dulu di ambang luar atau outer bar. Setelah ada kepastian dermaga tersedia untuk sandar, barulah kapal akan dipandu masuk dari muara sampai ke dalam sungai yang penuh dengan dermaga.

Kalau baru pertama masuk tentu akan sedikit kebingungan di mana posisi yang bagus untuk berlabuh di ambang luar, mengingat banyak kapal nelayan yang hilir mudik mencari ikan di lokasi terssebut. Yang terbaik adalah bertanya kepada teman-teman yang sudah sering masuk ke sini atau bertanya kepada agen Anda.

Jika bertanya kepada agen, maka jawabannya adalah sama untuk semua kapal. Anda akan diberikan 4 waypoint untuk masuk dari posisi beralabuh di luar sampai ke buoy lateral (putih merah) dan disuruh berlabuh di dekat buoy luar karena biasanya di situ pandu naik ke kapal.

Waypoint ke posisi buoy lateral untuk menunggu Pandu/Pilot

Adapun waypointnya adalah:

1.     13° 22.227’N - 100° 50.730’ E

2.     13° 23.018’ N - 100° 51.636’ E

3.     13° 23.815’ N - 100° 51.892’ E (stand by waiting pilot)

4.     13° 24.050’ N - 100° 51.735’ E (anchorage position)

Untuk masuk sampai ke posisi berlabuh di dalam, harus ikut waypoint/rute tersebut karena di kiri kanan terdapat banyak bagan/sero-sero nelayan. Jadi kalau masuk malam harus hati-hati dan jangan terlalu jatuh dari waypoint yang diberikan. 

Untuk berlabuh di dalam, pada posisi waypoint nomor 4 pun kurang meyakinkan. Setelah saya plot di Navionics ternyata posisi tersebut hanya 200 feet atau 70 meter dari buoy lateral putih merah/ buoy luar. 

Sangat dekat dan jika kapal atau tongkang hanyut maka besar kemungkinan untuk menyenggol/menyeret buoy. Posisi itu juga sudah di dalam, dan kiri kanan banyak sero-sero nelayan. Berbahaya jika arus kuat dan tongkang hanyut.

Jadi bagaimana yang amannya?

Menurut saya lebih baik berlabuh di ambang luar yang bebas sero-sero pada kedalaman 7-12 meter. Posisinya ke arah kiri sedikit jika kita dari laut. 

Ambil jarak yang aman dengan kabel laut yang ada di peta. Posisi berlabuh saya dengan TB. LL MULIA waktu masuk pada bulan Oktober 2021 adalah 13° 22.953’ N - 100° 49.330’ E. Setelah ada kepastian kapan dan jam berapa pandu naik, barulah masuk sampai ke buoy luar untuk menunggu pandu naik. 

Tug boat menarik tongkang sedang keluar dari Bang Pakong menuju muara

Dibutuhkan sekitar 1 jam dari tempat berlabuh itu ke buoy luar. Jadi pastikan Anda sudah di posisi sebelum pandu tiba. Yang naik adalah pandu/pilot resmi. Begitu sudah dekat pelabuhan, pandunya turun dan pindah ke kapal lain yang akan keluar muara. Yang meneruskan memandu ke Bang Pakong adalah Pandu Alam. 

Pandu sendiri yang mengemudi sampai olah gerak menyandarkan tongkang di jetty. Ada 2 kapal assist di sini yang membantu tongkang sandar. Kapalnya kecil-kecil dengan 1 mesin induk. Tapi jangan anggap remeh, mereka lihai dalam bermanuver meskipun dengan mesin satu.

Jetty MSN Solonsa, Morowali Utara

Jalanan sekitar 1 kilometer dari pantai ke ujung jetty

Jetty MSN (Mahkota Semesta Nikelindo) adalah jetty tempat pemuatan nikel ore ke tongkang yang berlokasi di desa Solonsa, Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Akses ke jetty ini dari jalan raya cukup jauh melewati daerah rawa dan bekas tambak. Karena lokasinya berada di perairan dangkal, harus dibuat jalan dengan menimbun tepi pantai ke arah laut hampir 1 kilometer. Pada ujung jalan yang ditimbun inilah jetty tempat pemuatan nikel.

Posisi koordinat jetty adalah 02°09.860'S - 121°33.740'E, atau bisa mengikuti tautan alamat ini Jetty MSN Solonsa

Tongkang sedang sandar di jetty MSN

Kedalaman laut di sini hanya sekitar 5 meteran pada saat air pasang. Jadi hanya tongkang-tongkang sedang berukuran 270 feet yang sering muat di sini. Itupun kalau sudah selesai muat, harus menunggu air pasang untuk bisa tongkangnya keluar dari jetty. Saat air surut tongkang kandas, karena kedalaman air yang tidak maksimal. 

Pemuatan nikel ore di tongkang

Jetty bisa menampung 3 tongkang sekaligus sandar dan muat. Pemuatan untuk tongkang 270 feet berkisar 2-3 hari sudah penuh. Jetty MSN menggunakan channel radio VHF 10 untuk komunikasi dari jetty ke kapal-kapal yang akan masuk ke sini. Sebelum masuk untuk sandar, kapal harus melapor kedatangan dan berlabuh dulu menunggu antrian untuk muat.

Untuk keluar dari jetty setelah muatan penuh, harus menunggu air pasang top. Tidak tersedia daftar pasang surut terdekat jika kita melihat buku daftar pasang surut terbitan dishidros.

Pergerakan air pasang surut tanggal 7-9 November 2024 untuk wilayah Dongi menurut aplikasi Navionics

Kita bisa menggunakan daftar pasang surut di aplikasi Navionics dengan melihat untuk daerah terdekat yaitu Dongi atau Lingkobu yang masih wilayah Morowali Utara juga. Jaraknya hanya 6 NM atau 10 kilometer dari jetty ini. jadi sangat akurat. Bisa juga dengan arahan dari jetty karena mereka sudah hafal pergeralkan air pasang surut di sini. Waktu kami pertama muat di sini trip pertama bulan lalu, kondisi air pasang di aplikasi sudah top pukul 21.00 tetapi dari jetty masih disuruh menunggu 2 jam lagi untuk pasang maksimal karena air masih bergerak naik menurut pengamatan mereka di darat.


CATFIZ, Instant Messaging Made In Indonesia

Logo aplikasi Catfiz, buatan Indonesia

Anda pecinta ikan Lele? Suka makan ikan Lele?
Ikan lele yang akan kita bahas kali ini adalah jenis Lele spesial yang cuma ada di Indonesia.
Namanya adalah Catfiz, tentu baru tahu kan....!!
Itu adalah nama keren dari Catfish atau ikan Lele itu sendiri.

Catfiz adalah layanan pesan instan asli buatan Indonesia.
Memang belum seheboh instant messaging lain yang sudah duluan exist, tetapi nilai tambah dari Catfiz adalah produk dalam negeri.
Setidaknya itu menurut pendapat saya entah dengan anda, apalagi yang sudah terlanjur cinta mati dengan instant messaging tertentu dan pula terikat dengan brand tersebut.
Berbicara mengenai instan messaging, mungkin sebagian orang menganggap layanan BBM dari Blackberry adalah penguasanya.
Tetapi jika merujuk pada data yang saya baca pada rilis Tempo 13 Juni 2013, justru BBM adalah layanan pesan instan dengan jumlah user yang paling buncit, hanya 60 juta user.
Masih lebih banyak pengguna Kakao Talk yaitu 90 juta, selanjutnya adalah Line dengan 160 juta user.
Sedangkan WhatsApp dengan 200 juta user, terpaut 100 juta dengan WeChat dipuncak singgasana dengan 300 juta user.


Tetapi sudahlah bukan itu yang mau kita bahas. seperti di awal tulisan bahwa fokus kita adalah membahas Catfiz.
Sebagai produk dalam negeri kita perlu membesarkannya. Mungkin kedengarannya terlalu muluk atau naif.
Tetapi tidak ada salahnya untuk bermimpi bahwa suatu saat Catfiz bisa berada dibarisan terdepan layanan pesan instan. Itu bukan hal yang mustahil jika kita bersatu untuk mewujudkannya.
Kita tidak usah takut meingimpikan hal itu. Kelemahan kita yang mendasar adalah terlalu polos sehingga untuk bermimpi pun kita takut.
Dengan jumlah penduduk yang terbesar di asia, kita hanya dijadikan lahan untuk pasar oleh merek-merek ternama tanpa ada sesuatu yang betul-betul berarti untuk kita dapatkan sebagai imbal baliknya.


Catatan:
Ini adalah draft postingan saya yang terkahir kali diakses pada tanggal 7 Oktober 2013.
Saya posting saja sesuai aslinya pada saat itu.
Saya juga pernah menggunakan aplikasi perpesanan ini, tetapi yaaah begiti saja. Tidak ada teman-teman yang banyak menggunakan. Jadi lama-lama tidak terpakai.
Dan sekarang sudah tidak ada lagi aplikasinya di playstore.


Posting With Opera Mini

Nggak terasa sudah seminggu stand by di Batam.
Banyak urusan tetek-bengek yang harus diselesaikan sebelum kapal berangkat.
Mulai dari peta-peta laut yang akan dipakai sampai dokumen kelengkapan kapal dan tongkang.
Mau nggak mau harus menunggu.

Catatan:
Ini adalah draft postingan saya dengan hape/PDA O2 XDA Mini, pada tanggal 07 Desember 2016.
XDA adalah personal asisten digital, hape pintar pada jaman itu, ahahahaha

Rute Dari Jetty Genba tujuan Jetty BTIIG Topogaro

 Jetty Genba berada di Desa Mosoni, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara. Jetty Genba adalah lokasi pemuatan nikel ore dengan tujuan pelabuhan atau jeety bongkar selanjutnya, seperti ke Jetty GNI, Tanjung Merpati, Topogaro BTIIG, Bahodopi dan Labota, serta ke lokasi lainnya.

Di bawah ini adalah rute dari Jetty Genba tujuan ke Topogaro BTIIG dengan jarak 17 NM, lewat jalan pintas:

Gambar peta rute dari Jetty Genba ke Jetty BTIIG Topogaro

1. OB. Genba 

02° 08.020' S - 121° 33.235' E


2. Bagan

02° 07.960' S - 122° 33.965' E


3. Tanjung Bahumbelo

02° 08.850' S - 121° 40.558' E


4. Tanjung Tabau 1

02° 11.055' S - 121° 43.712' E


5. Tanjung Tabau 2

02° 11.200' S - 121° 45.860' E


6. OB. Topogaro

02° 14.250' S - 121° 47.530' E


Catatan:

Waypoint nomor 3 kalau dilukis di atas peta kertas, itu posisinya sudah hampir pada posisi air 1 meter, jadi bagi yang belum pernah lewat di sini tentu akan ragu-ragu. Tetapi kalau plot di Navionics berada di alur tengah-tengah atau di air dalam. Tentu kita akan lebih percaya dengan apa yang ada di peta laut.

Tapi memang begitulah adanya, yang di peta laut salah dan yang betul adalah yang di Navionics seperti yang tercantum pada daftar ini.

Daftar waypoint ini bukan saya yang buat, tetapi dari kapal-kapal lain yang sudah lebih dulu lalu-lalang dari Genba atau MSN ke Topogaro.

Kembali Ke Batam

Ruang tunggu bandara Djalaluddin Gorontalo

Akhirnya saya ke Batam lagi setelah sekian lama tidak menjejak kota ini. Terakhir kali ke Batam mungkin tahun 2012 saat mengambil tongkang baru milik PT. Pancaran Samudera Transport untuk dibawa ke Banjarmasin dan ke Samarinda. Ada 2 tongkang yang diambil saat itu, jadi harus bolak balik ke Batam. Setalah itu tidak pernah lagi masuk ke Batam karena kapal tempat saya bekerja operasinya di wilayah tengah dan timur.

Bandara Dlalaluddin Gorontalo

Kali ini ke Batam karena ada panggilan kerja lagi di perusahaan yang kantor pusatnya di Batam. Sebenarnya masih suasana lebaran tetapi karena sudah ada panggilan kerja, jadi berangkat saja. Yang penting sudah melewati suasana lebaran beberapa hari bareng keluarga. Ooohhya, saya memang baru berhenti di perusahaan lama yang mengeperasikan kapal phinisi sebagai kapal diving. Tamunya kebanyakan dari Eropa, tetapi sejak pandemi covid-19, sejak akhir bulan Maret 2020 kapalnya selalu stand by karena tidak ada lagi kunjungan wisatawan asing ke Indonesia. Memang sempat ada beberapa trip selama pandemi, tetapi selebihnya menganggur berlabiuh di depan resort. Jadi saya memutuskan untuk berhenti, dan sekarang saya sedang dalam perjalanan dari Gorontalo ke Batam. 

Penumpang domestik menggunakan masker di Terminal Kedatangan 2D Bandara Soekarno Hatta-Jakarta

Pesawat yang saya tumpangi adalah penerbangan pertama dari Gorontalo yang take off jam 06.15 WITA. Karena rumah cukup jauh dari bandara, terpaksa bangun jam 03.00 dinihari untuk berangkat ke bandara. Mengingat masih ada prosedur pemeriksaan hasil rapid antigen yang menjadi syarat perjalanan udara saat musim pandemi seperti ini. Udara dingin menyertai perjalanan ke bandara. setelah semua prosedur dilakukan, langsung saja masuk ke ruang tunggu untuk menunggu boarding.

Papan penunjuk arah di bandara Soekarno Hatta

Pesawat berangkat sesuai jadwal dan transit di Makassar dan Jakarta. Ada cukup waktu 3 jam di Jakarta sebelum berangkat lagi ke Batam. Inginnya jalan-jalan dulu, tetapi dengan waktu yang segitu rasanya tidak mungkin untuk ke tempat teman di Priok atau ke kantor Wikimedia Indonesia. Jadi cukup putar-putar di dalam terminal bandara saja sampai waktunya keberangkatan ke Batam.

Pukul 15.20 pesawat mendarat di bandara Hang Nadim, Batam, saya segera mengecek taksi online untuk ke lokasi galangan kapal di Sagulung. Segera muncul angka Rp. 170.000-an. Agak mahal juga rupanya. Saya teringat sopir taksi langganan kami selama masuk Batam. Saya cek nomor hapenya masih ada, segera saya telepon. Dia menebak-nebak siapa yang menelepon, sengaja saya tidak kasih tahu nama. Rupanya kontak saya sudah terhapus di hapenya. Setelah beberapa saat, dia bisa menebak saya. 

Penumpang yang baru mendarat di terminal kedatangan Soekarno Hatta

Senang dia karena saya masih ingat. Karena dia masih mengantar orang yang mau ke galangan kapal juga, jadi saya terpaksa harus menunggu agak lama di bandara. Tidak apalah, daripada uang 200.000-an rinu saya kasih kepada orang yang tidak dikenal, kan lebih baik untuk orang yang sudah kita kenal. Apalagi dia sudah akrab sekali dengan kami karena setiap masuk Batam, selalu dia yang kami pakai sebagai langganan untuk antar kemana saja.

Setelah jemputan datang, saya tidak langsung ke kapal. Singgah dulu untuk makan karena saya cuma ngemil saja selama perjalanan dari Gorontalo. Malas untuk makanan berat karena bikin repot jika harus ke toilet dengan bawaan tas serta laptop. Kami singgah di rumah makan Padang. Makan sambil mengobrol karena sudah lama tidak jumpa. Setelah makan secukupnya kami melanjutkan ke lokasi kapal yang saya tuju. 


Penumpang yang sementara menunggu bagasi di Bandara Hang Nadim Batam mengenakasn masker

Petugas sekurity di pos jaga menanyai saya apa keperluan kedatangan. Setelah saya jelaskan dan menelepon orang kantor barulah diperbolehkan masuk ke lokasi perusahaan. Tidak lupa difoto dan tanda tangan di buku tamu. Lalu lanjut ke jetty untuk numpang dulu di kapal yang stand by di situ. Besok pagi baru ke kantor untuk proses dokumen dan ke kapal yang hendak saya naiki untuk bekerja.



Dragon Rock

Pulau Talimago atau yang dikenal sebagai Dragon Rock

Nama asli pulau ini adalah Pulau Talimago, sebuah pulau kecil yang bentuknya menyerupai naga. 
Citra pulau ini tidak terlihat jelas di google maps, hanya bisa dilihat di peta laut dan aplikasi peta laut seperti Navionics.
Letaknya di Kepulauan Halmahera, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, Indonedia.
Pulau ini tidak berpenghuni, hanya burung yang bersarang di sini.
Dari Kota Ternate jaraknya kurang lebih 110 kilometer.
Lokasi pulau Talimago dicapture dari aplikasi peta laut Navionics

Lantas apa istimewanya pulau ini?
Pencinta selam baik lokal maupun manca negara cukup mengenal baik pulau ini. 
Spot diving di sini dinamakan Dragon Rock karena bentuk pulaunya yang seperti naga merayap di atas laut.
Untuk Trip Diving Halmahera, pulau ini termasuk wajib dikunjungi. 
Kapal Layar berlabuh di dekat pulau Talimago
Terumbu karang dan biota lautnya cukup bervariasi dan menantang untuk dijelajahi setiap jengkalnya.
Setiap tahun kunjungan tetap yang sudah terjadwal pada salah satu diving tour ada sekitar 6-8 kunjungan yang bersifat kunjungan pribadi.
Untuk mengunjungi pulau ini butuh biaya yang cukup besar karena letaknya cukup terpencil di tengah laut.
Penjelasan detail lokasi penyelaman di spot Dragon Rock pulau Talimago
Pulau terdekat yang berpenghuni adalah pulau Muari di barat daya, pulau Kasiruta di selatan dan pulau Taneti di timur laut.
Dari Ternate mungkin ada kapal fery yang melayani ke-3 pulau ini. 
Dari salah satu pulau ini barulah kita bisa menyewa kapal atau speed boat menuju pulau Talimago. 
Jika kita ingin menyelam di sini tentu harus membawa peralatan sendiri karena tidak ada rental alat selam yang terdekat.
Tim penyelam menuju spot Dragon Rock dengan speed boat
Kalau ingin ikut trip dengan kapal layar yang biasa mengunjungi pulau ini, harus menyediakan ongkos yang lumayan besar. Untuk trip ke Halmahera minimal harus ikut 12 hari. 
Tarif untuk akomodasinya adalah 160 - 190 Euro perorang perhari. 
Itu belum termasuk sewa alat selam seperti tabung nitrox dan biaya permit lokasi diving.
Ingin meyelam di spot dragon rock?
Lihat jadwalnya di sini.
Kapal layar berlabuh terlihat dari sela-sela batu berlubang

Wikipedia Bahasa Hulontalo Sudah Terbit

Tampilan utama laman wikipedia.org dengaan Wikipedia Hulontalo yang memuat 1.000 lebih artikel

Setelah hampir 8 tahun berada di inkubator, Kamis malam tanggal 19 April 2018, untuk pertama kalinya website yang sepenuhnya berbahasa Gorontalo, Wikipedia bahasa Hulontalo sudah bisa diakses di domain https://gor.wikipedia.org

Wikipedia adalah situs ensiklopedia online atau daring (dalam jaringan) terbesar di dunia dengan jumlah lebih dari 47 juta artikel, dan tersedia dalam 301 bahasa. [[List of Wikipedias]] Wikipedia bahasa Gorontalo adalah edisi bahasa yang ke 299 dan menduduki peringkat ke 244.
Di Indonesia sendiri sebelumnya sudah ada 8 bahasa dalam Wikipedia, dan bahasa Goorontalo adalah edisi bahasa yang ke-9 sesudah Wikipedia bahasa Indonesia, bahasa Minang, bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Aceh, bahasa Bugis, bahasa Banyumas, dan bahasa Banjar.

Tampilan halaman awal untuk membuat akun di Wikipedia Hulontalo

Saat ini artikel yang ada di Wikipedia bahasa Gorontalo sudah ada 1.207 artikel yang memuat tentang topik dan informasi apa saja, mencakup agama, bahasa, budaya, geografi, olahraga, biografi tokoh, seni, budaya dan ilmu pengetahuan umum.
Wikipedia bahasa Gorontalo tidak muncul tiba-tiba begitu saja. Ada perjalanan yang panjang untuk sampai pada tahap ini. Pertama kali pada tahun 2010  dibuat dulu halaman incubator untuk menampung semua artikel yang disumbangkan oleh komunitas volunteer. [[Incubator Halaman Bungaliyo]]  Sayangnya tidak banyak yang tertarik untuk terlibat dalam pekerjaan sukarela ini. Sampai awal tahun 2014 masih terlihat vakum dan hanya ada 5 artikel yang termuat.
Pada bulan Maret 2014 barulah menggeliat lagi setelah ada yang tertarik untuk berkontribusi. Perlahan artikel bertambah banyak sehingga mencapai hampir 100 artikel. 

Adalah resolusi akhir tahun 2015 yang digagas redaktur DeGorontalo, Syam Terrajana yang turut mendongkrak jumlah artikel di inkubator. Dalam resolusi yang disebar di facebook tersebut, warganet diminta membuat sebuah resolusi untuk tahun 2016 dalam sebuah foto yang dilengkapi kalimat harapan di tahun baru.
Salah satu volunteer, Marwan Mohamad, dalam resolusinya berharap supaya artikel yang tadinya belum sampai 100 bisa mencapai 600 artikel pada akhir tahun 2016.
Akhirnya resolusi itu terlampaui, pada akhir tahun 2016, jumlah artikel sudah lebih dari 1.000, walaupun banyak artikel rintisan yang isinya pendek saja.

Pada tahun 2015 juga, diajukan permohonan untuk memperoleh domain dari Wikimedia Foundation. [[Requests for new languages/Wikipedia Gorontalo]]
Domain akan diperoleh dengan gratis, bukan dengan membeli karena memang sudah begitu ketentuan dari Wikimedia Foundation yang mengelola semua domain Wikipedia. Syaratnya harus ada komunitas sukarelawan yang aktif menyumbangkan artikel secara teratur setiap bulannya.
Setelah hal itu dipenuhi, syarat terakhirnya adalah verifikasi dengan ahli bahasa Gorontalo untuk memastikan apakah benar artikel yang sudah dimuat adalah dalam bahasa Gorontalo. Komunitas sukarelawan akhirnya meminta kesediaan bapak Dr. Suleman Bouty dari Universitas Negeri Gorontalo untuk menjawab pertanyaan dari admin Wikimedia Foundation mengenai hal ini. [[Langcom Wikipedia Gorontalo]]
Setelah memperoleh jawaban dari bapak Dr. Suleman Bouty, persetujuan diberikan oleh Wikimedia Foundation pada tanggal 6 Maret 2018, [[Requests for new languages/Wikipedia Gorontalo]] 
Beberapa admin yang ditugaskan, mempersiapkan domain Wikipedia bahasa Gorontalo  dan mulailah isi artikel yang ada di incubator diimpor ke domain yang baru.  [[Create Wikipedia Gorontalo]]
Saat ini, sebulan setelah terbit Wikipedia bahasa Gorontalo sudah tersaji di jagat online, siap untuk dibaca dan dikutip secara bebas semua artikel di dalamnya. Bukan hanya itu, jika mau dan peduli, kita bisa bergabung dengan komunitas tersebut untuk ikut menyumbangkan tulisan dalam bahasa Gorontalo.
Jadi, kehadiran Wikipedia bahasa Gorontalo bukanlah akhir dari tujuan, melainkan awal dari perjalanan panjang untuk merawat bahasa Gorontalo dari kepunahan.
Pilihan tersaji di hadapan kita, mau bergabung atau jadi penonton.

Desa (Pulau) Bungin


Tempat ini menyolok kelihatan dari googlemaps.
Rumah-rumah penduduk berderet berhimpitan di area gosong pasir dan air dangkal di lepas pantai. Jaraknya kurang lebih 100-200 meter dari daratan.
Mungkin kedengarannya unik, kok ada perkampungan yang rumah-rumahnya dibangun terapung di atas air.

Ini adalah perkampungan suku Bajo atau Bajau. Komunitas ini ada di hampir semua bagian pulau Sulawesi, sebagian kecil di pulau Kalimantan dan Nusa Tenggara. Ciri khas suku Bajo adalah sebagai nelayan yang menetap di rumah perahu (dahulu) atau membangun rumah di pinggir pantai.
Saya menyempatkan berkunjung ke kampung ini bersama teman untuk melihat dari dekat kondisi kampungnya.
Dari pelabuhan ikan ada perahu tambangan yang melayani ke kampung ini. Sewanya Rp. 3.000 per orang. Kami naik perahu bersama warga yang hendak pulang setelah belanja di pasar.

Setelah penumpang turun, perahu membawa kami mengitari perkampungan yang berdiri di atas gosong pasir dan karang ini.
Nama desa ini adalah Desa Bungin, kecamatan Tinanggea, termasuk ke wilayah Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Perlu diketahui ada juga Pulau Bungin yang terletak di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat yang kondisinya seperti ini.
Bungin dalam bahasa Bajo artinya pasir putih.

Menurut penuturan tukang perahu, ada sejumlah 400-an KK yang mendiami kampung ini.
Ada juga bangunan sekolah dasar yang cukup besar. Aliran listrik dari PLN sudah sampai di pulau ini. Nampak tiang-tiang listrik yang terpancang di laut berjejer dari darat menuju ke arah perkampungan.
Setelah mengambil beberapa foto untuk dokumentasi, kami pun pulang menuju daratan.

Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta


Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta adalah salah satu perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Berdiri sejak tahun 1953 dengan nama Akademi Ilmu Pelayaran yang menyelenggarakan pendidikan pelaut jurusan Nautika dan Teknika tingkat kelas III dengan masa pendidikan 3-4 tahun.
Lokasi kampusnya berada di Jalan Gunung Sahari, Mangga Dua, Ancol, Jakarta Utara.


Tahun 1983 Akademi Ilmu Pelayaran berubah menjadi Pendidikan Dan Latihan Ahli Pelayaran dengan program studi jurusan Nautika, Teknika, Telekomunikasi pelayaran dan Ketatalaksanaan dan Kepelabuhanan.
Pada bulan Maret 2000, Pendidikan Dan Latihan Ahli Pelayaran (PLAP) berubah staus menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) dan menempati kampus yang baru di kawasan Marunda Jakarta yang berdekatan dengan situs Marunda atau Rumah Si Pitung.


Selain program studi di atas, STIP Jakarta juga menyelenggarakan Program Diklat Keterampilan Pelaut seperti di bawh ini:

  • Basic Safety Training (BST)
  • Survival Craft an Rescue Board (SCRB)
  • Advance Fire Fighting (AFF)
  • Medical Frst Aid (MFA)
  • Medical Care (MC)
  • Tanker Familirization (TF)
  • Oil Tanker Training (OT)
  • Chemical Tanker Training Program (CTTP)
  • Liquid Gas Tanker (LGT)
  • Radar Simulator
  • Arpa Simulator
  • Globa Maritime Distress and Safety System (GMDSS)
  • Ship Security Officer (SSO)
  • Company Security Officer (CSO)
  • Port Facility Officer (PFSO)
  • Familirization Safety Officer (FST / Off Shore)
  • Crowd and Crysis Management Training (CCM)
  • Fast Rescue Boat Training
  • International Maritime Dangerous Goods (IMDG) Code
  • International Bulk Chemical (IBC) Code
  • International Code of Safe Practice of Solid Bulk Cargoes (BC Code)
  • Passanger Safety Course (PSC
  • Ballas Water Management
  • Healt and Safety Course (HSC)
  • Shipping Agent Course
  • Procedure Export Import Course
  • International Trading Course.

Beginilah Jika Kapal Berpapasan Di Bawah Jembatan

Kapal sudah lazim berlayar di lautan.
Tetapi ada juga beberapa jenis kapal yang bisa berlayar di sungai.
Bahkan sampai ke daerah pedalaman sekalipun.
Itulah kapal jenis Tug Boat atau Kapal Tunda alias Kapal Tarik.
Kapal jenis ini biasanya menarik tongkang.
Adapun isi tongkang bisa berbagai macam.
Ada tongkang batu bara, tongkang kayu log/gelondongan.
Ada juga tongkang minyak, baik minyak sawit atau solar.

Untuk bisa sampai ke hulu sungai tentu saja harus melalui kolong jembatan di sepanjang sungai.
Lewat di kolong jembatan seharusnya bergiliran satu persatu karena luas area di kolong jembatan terhitung sempit.
Salah sedikit bisa menyenggol tiang jembatan dan itu berbahaya untuk jembatan ataupun untuk kapal itu sendiri.
Tetapi ada juga yang lewat bersamaan, yaitu antara kapal naik dan kapal turun.
Sebenarnya harus tetap bergiliran, tetapi kalau ada komunikasi yang baik antara kapal yang mau lewat bisa saja.
Dan hanya boleh di siang hari, kalau malam terlalu beresiko.
Sudah pernah lihat kapal melewati kolong jembatan?
Simak foto-fotonya di bawah ini.

Kapal Tug Boat menarik tongkang batu bara sedang melewati kolong jembatan Mahakam Ulu, Samarinda.

Tongkang sudah hampir melewati kolong jembatan Mahulu, Samarinda.

Kapal assist/bantu menjaga posisi tongkang tetap di jalur aman supaya tidak menabrak tiang/pilar jembatan.


Kapal naik menarik tongkang kosong bertemu dengan kapal menarik tongkan berisi batubara hendak turun.

Posisi cukup aman saat bertemu di bawah kolong jembatan.

Aksi Damai 212

Sesungguhnya
Tidak ada yang sempurna di dunia ini
Dalam kerumunan banyak individu
Tetap ada deviasi
Walaupun arah sudah ditetapkan
Bahkan
Dalam perang
Di bawah panji suci sekalipun
Tetap terselip insan durjana
Karena
Setiap orang datang
Dengan panggilan hati
Dan kepentingan masing-masing
Kita hanya perlu mempertegas
Di posisi mana kita berada
Walaupun hanya dalam hati
Dan berhentilah menjadi pencela

Massa peserta "Bela Islam III" memenuhi kompleks Monumen Nasional (sumber: Google)

Google Street View, Jendela Wisata Keliling Dunia Dari Gadget Anda

Pemandanga bawah laut dengan aplikasi Google Street View

Ingin wisata keliling ke berbagai belahan dunia tetapi tidak ada modal?
Jangan khawatir, sekarang anda tidak perlu beranjak dari tempat duduk untuk keliling dunia.
Tidak perlu pusing tiket pesawat yang mahal, tarif hotel yang tidak terjangkau, makanan yang tidak bisa terbeli.
Kita bisa melihat tempat wisata yang paling kita idamkan secara visual 3 dimensi lewat gadget kita.
Dengan aplikasi ini, seolah-olah kita hadir di tempat tersebut dan bisa melihat pemandangan keliling 360 derajat, bahkan pemandangan di dalam air sekalipun.
Adalah aplikasi dari google, "Street View" yang akan membawa kita berkelana keliling dunia tanpa harus keluar dari rumah, bahkan tanpa beranjak dari tempat duduk.

Aplikasi Street View yang sudah didownload lebih dari 500 juta pengguna

Aplikasi ini dapat diunduh di playstore dari hape android dan diinstal secara otomatis.
Dengan sudah terinstalnya aplikasi ini, kita bisa melihat semua lokasi wisata pilihan di dunia dan yang ada di sekitar kita.
Kita bahkan bisa merekam dan memasukkan photo 360 seperti yang kita lihat untuk dinikmati orang lain sekaligus mempromosikan tempat wisata di daerah kita.
Caranya cukup mudah, buka aplikasi Street View dan mulailah memotret panoramanya sekeliling secara bersambung.
Setelah semua ruang kita foto secara 360 derajat, maka aplikasi akan "menjahit" foto itu menjadi satu sehingga tersambung utuh sekelilingnya.
Selanjutnya kita upload foto itu ke Street View dan akan tersimpan di database google yang akan bisa dilihat orang baik menggunakan hape atau komputer.
Semua foto yang kita upload akan tersimpan sebagai sumbangan kita dan kita bisa mengetahui berapa banyak pengunjung yang sudah melihat foto kita.

Akun Street View saya tanggal 2 Des 2016 yang sudah dikunjungi hampir 30.000 orang.

Berikut ini beberapa hasil foto yang sudah saya upload ke Street View yang jumlah total pengunjungnya baru sekitar 30.000 orang.
Anda ingin melihatnya juga?
Berikut daftar unggulannya:
Masjid Raya Kotabaru
Rumah Si Pitung.
Taman Suropati
Monumen Nasional
Siring Laut Kotabaru.
Bagaimana?
Keren kan......!!!
Tunggu apalagi?
Segera instal aplikasinya, berkelanalah dan bagikan juga hasil fotomu.....!!!


Laptopku Ngadat Lagi

Tiba-tiba saja laptopku mati mendadak saat aku belum menyelasaikan sebuah tulisan di blogku.
Kontan saja aku kaget setengah mati, karena mungkin saja tulisan itu belum tersimpan otomatis.
Sia-sia saja aku menulis kalau begini, padahal baru kali ini aku menulis di blog lagi dalam setahun ini.

Selama ini hanya sibuk mengisi tulisan di Inkubator calon Wikipedia bahasa Gorontalo dan Wiktionary bahasa Gorontalo.
Selain itu juga harus menerjemahkan setiap item dalam bahasa inggris ke bahasa Gorontaalo yang ada di website translatewiki.
Ini semua adalah persyaratan supaya Wikipedia bahasa Gorontalo segera rilis dan berdiri sebagai Wikipedia bahasa yang mandiri seperti Wikipedia bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Banjar, Minangkabau dan bahasa Bugis.

Jadi selama ini pula blogku terbengkalai tidak pernah diisi postingannya.
Baru 2 hari ini aku mulai mencoba menulis lagi karena ada sedikit gairah untuk menulisnya.
Rasanya banyak hal dan ide yang aku lewatkan egitu saja karena sibuk mengejar target artikel di Inkubator bahasa Gorontalo.

Dan ketika tulisan yang agak panjang yang aku buat hampir selasai, tiba-tiba laptopku ngadat mati mendadak.
Rasanya lemas memikirkan jika tulisan itu belum tersimpan otomatis.
Laptopku memang sudah tidak bisa digunakan untuk bekerja yang berat seperti main game.
Ini karena dulu hampir 24 jam nonstop dipakai bermain game, jadi langsung lemah perangkatnya.
Service terakhir karena blank adalah karena kebanyakan dipakai untuk game, tiba-tiba saja tidak mau hidup lagi.
Dibawa ke service katanya harus ganti apalah, aku sudah lupa tetapi kalau ditaksir biayanya lebih baik beli baru lagi.

Beuntunga aku mendapatkan tukang service mandiri yang masih bisa memperbaikinya dengan biaya tidak sampai seperempat daripada yang diminta service resmi.
Tetapi sejak saat itu laptopku tidak bisa dipakai lagi untuk main bola PES kesukaanku dan tidak bisa juga untuk buka peta google earth.
Kalau buka peta google earth dan kursornya digerakkan secara cepat untuk memindahkan posisi peta, langsung saja mati mendadak seperti ini.
Dan kali ini aku hanya membuat artikel tiba-tiba langsung mati lagi.

Aku menghhidupkan lagi laptopku dan langsung membuka kembali draft blog yang sementara kutulis.
Setelah loading sesaat muncul kembali draft tulisan yang belum selesai akua buat.
Lega rasanya, dan aku melanjutkan kembali artikel yang belum selesai aku buat.

Rumah Si Pitung

Papan nama Situs Marunda (Rumah Si Pitung)

Rumah Si Pitung atau Rumah Singgah Si Pitung adalah situs cagar budaya yang terletak di Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Situs ini dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta dan terbuka setiap hari untuk semua pengunjung dari jam 08:00 - 17:00.
Karcis masuk sebesar Rp. 5.000. (Lima ribu rupiah) per orang.
Si Pitung adalah legenda Betawi, seperti Robin Hood yang dianggap kriminal oleh penjajah Belanda karena sering merampok.
Tetapi  Si Pitung dianggap pahlawan oleh rakyat jelata karena membagikan hasil rampokannya kepada rakyat miskin.

Rumah Si Pitung tampak depan

Aku pertama kali berkunjung ke sini tanggal 29 September 2016.
Naik ojek online Grab cuma Rp. 5.000 (Lima ribu rupiah) dari Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta di Marunda.
Kebetulan aku sementara mengikuti diklat pelayaran di sini.
Siang selepas keluar kampus, aku langsung menuju ke tempat yang dikenal sebagai Rumah Si Pitung ini.
Rumah panggung ini terletak di perkampungan nelayan di pinggir laut dan sekitarnya ada tambak, entah tambak udang atau bandeng.

Rumah Si Pitung tampak samping

Setelah membayar kacis retribusi, aku masuk ke dalam dan memotret dari berbagai sudut yang dianggap bagus.
Tidak lupa juga memotret menggunakan aplikasi "Google Street View" supaya nantinya bisa dilihat oleh semua orang dengan aplikasi ini tanpa harus datang lagi ke sini.
Sayangnya belum selesai aku melakukan pemotretan keliling 360 derajat, aplikasi langsung menutup sendiri karena hapeku terlalu panas. Hasilnya dapat anda lihat di sini setelah aku potret kembali seminggu sesudahnya lagi.
Otomatis hasil potretan tadi tidak tersimpan dan harus diulangi kembali. Hal ini mustahil karena dengan pemotretan pertama saja hape sudah panas sekali, apalagi kalau diulangi.
Memang sejak jatuh di laut beberapa waktu yang lalu hapeku selalu panas kalau dipakai untuk memotret dengan aplikasi itu. Padahal itu adalah aplikasi kesukaanku untuk mengabadikan obyek yang bagus ke visualisasi digital yang nanti bisa dinikmati banyak orang.

Kursi tamu di beranda depan

Terpaksa aku dinginkankan hapeku dengan mematikannya dan aku bergabung bersama pengunjung lainnya di bawah kolong rumah panggung Si Pitung.
Sebenarnya rumah ini bukan rumah milik Pitung, tetapi milik Haji Syaifudin, suadagar Bugis yang paling kaya di kawasan Marunda saat itu.
Menurut cerita versi masyarakat setempat, Syaifudin berteman dengan Pitung dan sering singgah dan bersembunyi di sini saat dalam pengejaran dan pencarian tentara VOC, Belanda.
Tetapi menurut versi Belanda, Syaifudin adalah salah satu korban yang dirampok Si Pitung, wallahu a'lam, kita itdak tahu cerita mana yang benar. Yang jelas rumah ini jadi terbengkalai dan angker bertahun-tahun lamanya karena tidak ada yang mengurus secara tetap, hanya warga kampung saja yang berinisiatip untuk membersihkan seperlunya.

Kamar tidur

Aku naik ke atas rumah panggung ini, setelah hapeku terasa dingin dan dirasa sudah bisa dipakai untuk memotret.
Di beranda depan rumah terdapat seperangkat kursi kayu dengan anyaman rotan dan meja bulat untuk menerima tamu. Di sebelah sudutnya ada patung yang memakai kemeja dan celana hitam dengan kaus dalam putih, yang merupakan wujud Si Pitung sang legenda. Kamar tidur terletak di tengah sesudah ruang tamu. dalam ruangan ini ada ranjang dengan kelambu khas jaman dulu dan seperangkat bantal dan guling serta ada Al-Qur'an juga.
Di sudut kamar ada meja rias yang ada laci penyimpanan perlengkapan riasan pribadi dilengkapi cermin bulat.

Rumah Si Pitung (kiri) dan bangunan untuk pengelola dan mushola (belakang kiri), kafe dan toko (kanan)

Ruangan selanjutnya adalah ruang keluarga yang terhubung dengan ruang makan.
Di ruang keluarga ada perabot meja kursi yang seperti di beranda sedangkang di ruang makan dilengkapi dengan meja lonjong dengan empat buah kursi makan.
bagian paling belakang rumah panggung ini adalah beranda belakng yang bisa digunakan untuk bersantai. Dari sini bisa dilihat pemandangan ke arah kampung dan tambak ikan.
Angin laut yang berhembus pelan menambah kesejukannya, terasa nyaman memang.

Galangan kapal yang berbatasan langsung dengan kompleks Rumah Si Pitung.

Setelah puas memotret yang dianggap perlu aku turun dan beranjak ke bangunan di sebelahnya.
Ada dua lagi bangunan baru selain rumah panggung tua ini, yaitu bangunan untuk pengelola dilengkapi dengan mushola dan tempat untuk berwudlu dan kamar mandi di lantai atas. Aku sempatkan sholat zuhur di sini karena sudah hampir lewat waktunya.
Disebelahnnya ada lagi bangunan 2 lantai juga yang di bagian atasnya adalah kafe. Tampak beberapa pengunjung sedang bersantai menikmati hidangan.
Dari mushola ini atau dari kafe tersaji pemandangan ke arah laut lepas.
Sayangnya pinggir pantainya sudah dipakai sebagai galangan kapal, jadi tampak merusak pemandangan yang asri.
Yang nampak sekarang hanyalah kapal-kapal yang sedang diperbaiki atau kapal-kapal yang baru diturunkan dari galangan.