Dua minggu sudah kapal stand by menunggu muatan dihulu sungai mahakam.
Kapal dan tongkang sudah banyak yang antri, siap untuk dimuati.
Tapi pemuatan tidak bisa dilaksanakan,bukan karena muatan yang tidak ada.
Semua terkendala karena jembatan Mahakam II / Jembatan Kutai Kertanegara yang ambruk.
Sejak jembatan itu ambruk kesungai tanggal 26 November lalu, tidak boleh kapal melintasi daerah tersebut.
Pencarian korban yang terjebak didalam mobil yang tersangkut dibadan jembatan masih berlanjut dan belum selesai.
Juga pilar jembatan yang dikuatirkan akan ambruk dan bisa menimpa kapal yang lewat dibawahnya.
Otomatis semua kapal yang melayani daerah hulu mahakam terhambat.
Termasuk kapal tempat saya bekerja yang memuat batubara dihulu mahakam juga.
Jadi selama dua mingguan ini kami hanya stand by sambil menunggu kabar evakuasi dijembatan yang ambruk itu.
Kalau sudah dinyatakan aman dan boleh lewat, berarti sudah akan dilakukan pemuatan.
Dan kita sudah boleh turun kehilir untuk terus kelaut.
Bukannya terkurung terus didalam hutan seperti ini.
Rasanya bosan juga makan tidur saja karena tidak tahu lagi kegiatan apa yang mau dilakukan.
Mau turun ke kampung cukup jauh juga jaraknya.
Itupun harus naik perahu kelotok untuk pulang pergi karena tidak ada jalan akses dari lokasi kapal kita ke kampung.
Untung saja daerah ini terjangkau sinyal, jadi lumayan untuk kounikasi.
Untuk akses internet juga lumayan, sinyalnya dapat EDGE.
Sebenarnya agak lelet untuk koneksi internet kalau pakai modem. Tidak sebagus kalau sinyal HSDPA.
Tapi daripada tidak bisa nyambung samasekali, mau tidak mau harus menerima karena cuma itu yang ada.
Walau kadang saya naik darah karena sinyal yang sering putus atau tidak mau konek sama sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar