KEMARAU DATANG, BANYAK KAPAL KANDAS DI HULU SUNGAI BARITO


Sudah satu bulan ini kapal tempat saya bekerja stand by di lokasi pembongkaran batubara di desa Teluk Timbau kalimantan Tengah.
Sebenarnya sudah waktunya untuk berangkat ke hulu sungai untuk muat lagi.
Muatan batubara yang kita bawa dari hulu di Muara Tuhup sudah selesai di bongkar.
Seharusnya kapal kembali lagi kesana untuk muat.

Tapi semua itu belum bisa terlaksana sekarang.
Sejak kapal tiba di sini tanggal 12 Juni 2011, air di hulu sungai Barito bertambah surut.
Hal ini wajar mengingat bagian hulu sungai berbeda dengan di hilir sampai muara sungai dekat Banjarmasin.
Untuk daerah mulai Muara Barito sampai Marabahan dan Sungai Puting masih bisa terjangkau daerah pasang surut laut.
Kalau laut pasang air sungai juga bertambah dalam karena pengaruh pasang dari laut.
Jadi bisa dilayari kapan saja.

Daerah hulu sungai lain lagi keadaannya.
Makin ke hulu tentu sungainya makin sempit dan kedalamannya bervariasi.
Di daerah tertentu ada yang sangat dangkal dengan gosong pasir atau malah batu di tengah sungai.
Ada juga tikungan yang tajam dan patah yang sangat riskan untuk di lalui serta pinggiran sungai yang berbatu yang tentu makin menambah rintangan pelayaran.

Untuk berlayar di hulu sungai sepenuhnya tergantung pada air hujan.
Bila hujan turun dengan deras di hulu berarti sungai penuh dan bisa untuk di layari kapal Tug Boat dengan tarikan tongkang Batubara yang umumnya berukuran 230 feet dengan draft sekitar 4 meter.
Banyak perusahaan penambangan batubara yang beroperasi dihulu sungai.
Untuk pengapalannya ke Pulau Jawa atau untuk transhipment ke kapal ekspor di muara Barito di Banjarmasin semuanya menggunakan tongkang yang di tarik dengan Tug boat.

Tapi sejak sebulan yang lalu semua operasi terhenti karena air sangat surut dan tidak cukup untuk dilayari.
Banyak kapal yang nongkrong karena terjebak air surut.
Ada yang sudah selesai muat siap untuk berangkat tapi sudah kandas di lokasi muat.
Di Muara Teweh banyak kapal yang tambat di daerah Bukau karena tidak bisa naik atau turun.
Di hilir desa Tumpung Laung ada 5 tongkang dengan muatan batubara kandas di alur Teluk Siwak.
Kedalaman air di situ sekarang tidak sampai 2 meter,otomatis tongkang dengan draft 4 meter langsung kandas dan tidak bisa keluar lagi.

Di hulu desa Terusan tepatnya di daerah tikungan Batu Terusan ada juga 2 tongkang batubara yang kandas sejak saya tinggalkan tanggal 12 Juni 2011 lalu sampai sekarang tidak bisa keluar.
Banyak juga kapal yang tambat di hilir Buntok, Kabupaten Barito Selatan.
Semuanya menunggu air pasang yang artinya menunggu hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar