Suralaya, Minggu tanggal 02 Desember 2012. Tongkang sudah selesai sandar di jetty manual PLTU Suralaya dan sementara bongkar muatan batubara. Saat ini kapal sedang berlabuh di Pulorida, tempat kapal dan tongkang biasanya stand by. Tidak ada kegiatan yang penting untuk dikerjakan hari ini. Bongkaran batu bara di tongkang diperkirakan selesai besok, jadi masih ada waktu sehari ini untuk santai mau kemana saja. Saya juga baru datang ke kapal setelah cuti sebulan penuh di kampung. Mau keluar untuk jalan – jalan tapi tidak ada teman yang mau diajak untuk jalan bersama. Saya juga malas untuk jalan sendirian.
Setelah makan siang akhirnya ada juga yang mau saya bujuk untuk jalan bersama keluar. Dari kapal kami turun dengan service boat ke darat, lalu naik angkot ke Cilegon. Dari pusat kota Cilegon kami pindah angkot jurusan Anyer dan Labuahn. Tujuan kami adalah pantai Anyer. Saya belum pernah ke sana sebelumnya padahal kapal selalu masuk ke Merak untuk bongkar batubara di PLTU Suralaya. Jalanan menuju ke Anyer agak terhambat karena perbaikan jalan. Kontruksi jalan kesana diperbaharui dari jalan aspal ke jalan beton. Pengerjaannya adalah sebelah jalan di cor dan sisi sebelahnya di pergunakan. Itu kita jumpai pada beberapa badan jalan, jadi diberlakukan buka tutup jalan dan kendaraan dari arah berlawanan bergantian untuk melewatinya.
Menjelang sore kami tiba di pantai yang dituju dengan waktu tempuh sekitar 1 jam dari Cilegon. Saya tidak tahu pantai mana yang bagus untuk di kunjungi, jadi hanya minta sama sopir untuk diturunkan di lokasi pantai yang paling ramai pengunjungnya. Namanya adalah pantai Patra Sambolo. Sebelum turun dilokasi ini sudah ada beberapa gerbang pantai wisata yang kami lewati tapi agak sedikit pengunjungnya. Mungkin karena sudah sore jadi pengunjungnya sudah banyak yang pulang. Tadi juga dijalan kami banyak berpapasan dengan bus parawisata yang sudah kembali dari sini.
Untuk masuk ke pantai ini dikenakan retribusi Rp. 5.000.00. (Lima ribu rupiah) per orang. Setelah membayar retribusi kami masuk ke tempat keramaian dipantai yang terletak pas di pinggir jalan raya Cilegon - Labuhan. Dari pinggir jalan sebelum masukpun sudah kelihatan lokasi pantai dan orang – orang yang lagi asyik menikmati keindahannya. Deretan gubuk atau gazebo berdiri di sepanjang pantai yang bisa disewa jika kita tidak ingin berpanas ria ditepi pantai. Cocok untuk yang datang bersama keluarga atau rombongan. Kita bisa beristirahat disitu sambil makan minum kalau memang membawa bekal.Warung – warung yang menyediakan makanan ringan dan es kelapa muda juga banyak disini. Tak ketingggalan penjual jajanan sampai yang menawarkan tato temporer bagi yang berminat.
Menjelang magrib masih banyak pengunjung yang masih bertahan di pantai termasuk kami. Kayaknya mau menunggu sampai matahari terbenam. Memang sunset adalah moment yang selalu ditunggu orang untuk dilihat. Saya melihat masih ada beberapa orang yang menenteng kamera SLR sambil memotret anak – anak yang lagi belajar surfing. saya juga ikut – ikutan menjepret dengan kamera pocket saya. Tapi matahari dari tadi selalu tertutup awan tebal. Mendung malah sudah menggantung dilaut sebelah barat tempat matahari akan terbenam. Sunset hari ini adalah jam 18:01 menurut aplikasi Androit saya, jadi kami putuskan untuk menunggu, sambil menanti jagung bakar yang kami pesan pada penjual di pinggir pantai. Siapa tahu ada perubahan cuaca dan mataharinya nongol sebentar sebelum kembali ke peraduannya.
Namun harapan kami semua yang menunggu percuma saja. Menjelang saatnya sunset malah gerimis mulai turun.Sambil berteduh di gazebo kami masih menanti dengan penuh harap. Tapi sampai cuaca gelap malam mulai menyelimuti, matahari tidak pernah lagi menampakkan diri. Dengan rasa kecewa pengunjung yang dari tadi bertahan mulai bubar satu persatu. Kami juga ikut pulang dengan perasaan yang sama, kecewa karena sunset yang ditunggu malah hujan yang datang.
MENIKMATI SUNSET DI ANCOL
Sudah 2 hari kapal berlabuh di Marunda. Rencana hari ini akan sandar ke jetty untuk bongkar. Ditunggu sampai siang tidak ada berita.Menjelang sore baru ada kabar kalau hari ini batal untuk sandar. Ketimbang suntuk dikapal, saya putuskan untuk keluar jalan – jalan. Bingung tidak ada tujuan akhirnya saya dan teman malah kesasar ke Ancol.
Karena sudah sore tidak banyak lagi tempat yang bisa dikunjungi untuk cuci mata. Ada pertunjukan boy band yang lagi ngetop di pantai festival, tapi saya tidak berminat. Bersama kawan, kami santai saja berjalan mengikuti keramaian orang – orang yang bergerombol menikmati suasana sore di pantai. Ada yang menyewa perahu mengitari laut sepanjang bibir pantai. Beberapa tukang perahu menawarkan jasanya untuk membawa kami kelaut. Tapi lagi – lagi kami tidak ada minat. Sudah bosan rasanya dilaut tiap hari, bahkan dalam cuaca yang berombak seperti perjalanan sebelum sampai ke Marunda.
Tidak terasa hari sudah menjelang senja. Saya masih saja mengikuti kerumunan orang – orang dipinggir pantai. Didermaga kayu yang menjorok kelaut nampak banyak orang – orang sibuk mengambil gambar. Nampaknya matahari sudah hendak kembali keparaaduannya, dan inilah moment yang selalu ditunggu – tunggu photographer. Cuaca hari ini memang terbilang bagus, memang agak berawan tapi tidak sampai menutupi matahari. Awannya tidak terlalu tebal sehingga matahari masih tetap nampak dan awannya terlihat mulai memerah terkena pantulan sinar matahari.
Saya pun mencoba mengabadikan moment tersebut dengan kamera handphone yang saya bawa. Hasilnya memang tidak terlalu bagus, tapi juga tidak jelek – jelek amat. Lumayanlah menurut ukuran saya, walau dibandingkan dengan kamera SLR yang ditenteng para photographer profesional tentu tidak ada apa – apanya.
Saya cukup puas dengan hasil photo yang saya peroleh dan apa yang saya nikmati saat ini. Memang dilaut saya selalu menikmati sunrise dan sunset hampir tiap hari. Tapi suasanya disini tentu beda dengan dilaut.Dilaut memang sunsetnya hampir tiap hari selalu bagus dengan corak awan yang selalu berbeda.
Tetapi tidak ada background lain selain awan, karena dilaut lepas. Hanya sekali – sekali saja bertepatan dengan kapal yang melintas dan menjadi latar belakang pemandangan dibalik sunset. Tetapi itu tidak bisa diatur posisinya karena masing – masing kapal sedang dalam perjalanan. Jadi susah untuk mendapatkan background lain selain awan dan matahari.
Tentu saja itu sangat berbeda dengan di Ancol sini. Kita bisa membidik dengan sudut manapun dan latar apapun. Akhirnya matahari pun tenggelam perlahan diufuk barat. Berangsur – angsur orang – orang yang sedang menikmati indahnya sunset meinggalkan dermaga. Saya meninggalkan pantai Ancol dengan hati gembira karena menikmati indahnya sunset yang cukup sempurna hari ini.
Karena sudah sore tidak banyak lagi tempat yang bisa dikunjungi untuk cuci mata. Ada pertunjukan boy band yang lagi ngetop di pantai festival, tapi saya tidak berminat. Bersama kawan, kami santai saja berjalan mengikuti keramaian orang – orang yang bergerombol menikmati suasana sore di pantai. Ada yang menyewa perahu mengitari laut sepanjang bibir pantai. Beberapa tukang perahu menawarkan jasanya untuk membawa kami kelaut. Tapi lagi – lagi kami tidak ada minat. Sudah bosan rasanya dilaut tiap hari, bahkan dalam cuaca yang berombak seperti perjalanan sebelum sampai ke Marunda.
Tidak terasa hari sudah menjelang senja. Saya masih saja mengikuti kerumunan orang – orang dipinggir pantai. Didermaga kayu yang menjorok kelaut nampak banyak orang – orang sibuk mengambil gambar. Nampaknya matahari sudah hendak kembali keparaaduannya, dan inilah moment yang selalu ditunggu – tunggu photographer. Cuaca hari ini memang terbilang bagus, memang agak berawan tapi tidak sampai menutupi matahari. Awannya tidak terlalu tebal sehingga matahari masih tetap nampak dan awannya terlihat mulai memerah terkena pantulan sinar matahari.
Saya pun mencoba mengabadikan moment tersebut dengan kamera handphone yang saya bawa. Hasilnya memang tidak terlalu bagus, tapi juga tidak jelek – jelek amat. Lumayanlah menurut ukuran saya, walau dibandingkan dengan kamera SLR yang ditenteng para photographer profesional tentu tidak ada apa – apanya.
Saya cukup puas dengan hasil photo yang saya peroleh dan apa yang saya nikmati saat ini. Memang dilaut saya selalu menikmati sunrise dan sunset hampir tiap hari. Tapi suasanya disini tentu beda dengan dilaut.Dilaut memang sunsetnya hampir tiap hari selalu bagus dengan corak awan yang selalu berbeda.
Tetapi tidak ada background lain selain awan, karena dilaut lepas. Hanya sekali – sekali saja bertepatan dengan kapal yang melintas dan menjadi latar belakang pemandangan dibalik sunset. Tetapi itu tidak bisa diatur posisinya karena masing – masing kapal sedang dalam perjalanan. Jadi susah untuk mendapatkan background lain selain awan dan matahari.
Tentu saja itu sangat berbeda dengan di Ancol sini. Kita bisa membidik dengan sudut manapun dan latar apapun. Akhirnya matahari pun tenggelam perlahan diufuk barat. Berangsur – angsur orang – orang yang sedang menikmati indahnya sunset meinggalkan dermaga. Saya meninggalkan pantai Ancol dengan hati gembira karena menikmati indahnya sunset yang cukup sempurna hari ini.
National Flags and International Country Code
Berikut ini adalah gambar bendera
negara – negara di dunia / National Flags dan kode panggilan telepon
Internasional tiap negara /International Country Code.
Gambar disusun berdasarkan
abjad :
1. Abkhazia +7
2. Afghanistan +93
3. Albania +355
4. Algeria +213
5. Andorra +376
6. Angola +244
7. Antigua and Burbuda +1
8. Argentina +54
9. Armenia +374
10. Australia +61
11. Austria +43
12. Azerbaijan +994
13. Bahamas +1
14. Bahrain +973
15. Bangladesh +880
16. Barbados +1
17. Belarus +375
18. Belgium / Belgia +32
19. Belize +501
20. Benin +229
21. Bhutan + 975
22. Bolivia +591
23. Bosnia and Herzegovina +387
24. Botswana +267
25. Brazil / Brasil +55
26. Brunei Darussalam
+673
27. Bulgaria +359
28. Burkina Faso +226
29. Burundi +257
30. Cambodia / Kamboja +855
31. Cameroon / Kamerun +237
32. Canada / Kanada +1
33. Cape Verde / Tanjung Verde +238
34. Central African Republic /Afrika
Tengah +236
35. Chad +235
36. Chile / Chili +56
37. China +86
38. Colombia / Kolombia +57
39. Comoros / Komoro +269
40. Costa Rica / Kosta Rika +506
41. Côte d’Ivoire
/ Pantai Gading +225
42. Croatia / Kroasia +385
43. Cuba / Kuba +53
44. Cyprus / Siprus +357
45. Czech Republic / Republik Ceko
+420
46. Democratic Republic of the
Congo (Kongo) +243
47. Denmark +45
48. Djibouti +253
49. Dominica / Dominika +1
50. Dominican Republic +1
51. East Timor / Timor Leste +670
52. Ecuador / Ekuador +593
53. Egypt / Mesir +20
54. El Salvador +503
55. Equatorial Guinea +240
56. Eritrea +291
57. Estonia +372
58. Ethiopia +251
59. Fiji +679
60. Finland / Finlandia +358
61. France / Prancis +33
62. Gabon +241
63. Gambia +220
64. Georgia +995
65. Germany / Jerman +49
66. Ghana +233
67. Greece / Yunani +30
68. Grenada +1
69. Guatemala +502
70. Guinea +224
71. Guinea – Bissau +245
72. Guyana +592
73. Haiti +509
74. Honduras +504
75. Hungary / Hungaria +36
76. Iceland / Islandia +354
77. India +91
78. Indonesia +62
79. Iran +98
80. Iraq +964
81. Ireland / Irlandia +353
82. Israel +972
83. Italy / Italia +39
84. Jamaica / Jamaika +1
85. Japan / Jepang +81
86. Jordan / Yordania +962
87. Kazakhstan +7
88. Kenya +254
89. Kiribati +686
90. Kosovo +381
91. Kuwait +965
92. Kyrgystan +996
93. Laos +856
94. Latvia +371
95. Lebanon / Libanon +961
96. Lesotho +266
97. Liberia +231
98. Libya +218
99. Liechtenstein +423
100. Lithuania
+370
101. Luxemburg +352
102. Macedonia +389
103. Madagascar +261
104. Malawi +265
105. Malaysia +60
106. Maldives +960
107. Mali +223
108. Malta +356
109. Marshal Island +692
110. Mauritania +222
111. Mauritius +230
112. Mexico / Meksiko +52
113. Micronesia / Mikronesia +691
114. Moldova +373
115. Monaco +377
116. Mongolia +976
117. Montenegro +382
118. Morocco +212
119. Mozambique +258
120. Myanmar +95
121. Nagorno – Karabakh +374 47/97
122. Namibia +264
123. Nauru +674
124. Nepal +977
125. Netherland / Belanda +31
126. New Zealand / Selandia Baru +64
127. Nicaragua / Nikaragua +505
128. Niger
+227
129. Nigeria +234
130. North Korea / Korea Utara +850
131. Northern Cyprus + 90
392
132. Norway / Norwegia +47
133. Oman +968
134. Pakistan +92
135. Palau +680
136. Palestine / Palestina +970
137. Panama +507
138. Papua New Guinea +675
139. Paraguay +595
140. Peru +51
141. Philippines / Philipina +63
142. Poland / Polandia +48
143. Portugal +351
144. Qatar +974
145. Republic of the Congo /
Republik Kongo +242
146. Romania / Rumania +40
147. Russian Federation +7
148. Rwanda +250
149. Saint Kitts and Nevis +1
150. Saint Lucia / Santa Lusia +1
151. Saint Vincent and the Gradines +1
152. Samoa +685
153. San Marino +378
154. São
Tomé
and PrÃncipe +239
155. Saudi Arabia / Arab Saudi +966
156. Senegal +221
157. Serbia +381
158. Seychelles +248
159. Sierra Leone +232
160. Singapore +65
161. Slovakia +421
162. Slovenia +386
163. Solomon Island +677
164. Somalia +252
165. Somaliland +252
166. South Africa / Afrika Selatan +27
167. South Korea / Korea Selatan +82
168. South Ossetia / Ossetia Selatan +995
169. South Sudan / Sudan Selatan +211
170. Spain / Spanyol +34
171. Sri Lanka +94
172. Sudan +249
173. Suriname +597
174. Swaziland +268
175. Sweden / Swedia +46
176. Switzerland +41
177. Syiria +963
178. Taiwan +886
179. Tajikistan +992
180. Tanzania +255
181. Thailand +66
182. Togo +228
183. Tonga +676
184. Transnistria +373
185. Trinidad and Tobago +1
186. Tunisia +216
187. Turkey / Turki +90
188. Turkmenistan +993
189. Tuvalu +688
190. Uganda +256
191. Ukraine / Ukraina +380
192. United Arab Emirat +971
193. United Kingdom / Inggris /
Britania Raya +44
194. United States / Amerika Serikat +1
195. Uruguay +598
196. Uzbekistan +998
197. Vanuatu +678
198. Vatican City / Vatikan +379
199. Venezuela +58
200. Vietnam +84
201. Western Sahara +212
202. Yemen / Yaman +967
203. Zambia +260
204. Zimbabwe +263
Langganan:
Postingan (Atom)