JEMBATAN TENGGARONG AMBRUK




Jembatan Tenggarong, Kutai Kertanegara ambruk kesungai.
Itulah berita yang saya terima lewatt telepon dari teman di Samarinda kemarin sore.
Antara percaya dan tidak saya menerima berita itu.
Saya kira teman saya beranda menggoda saya.
Tetapi karena dia bercerita dengan serius mau tidak mau saya terpengaruh untuk percaya.

Baru dua hari yang lalu saya melewati jembatan itu saat kapal menuju ke hulu sungai Mahakam untuk muat batubara.
Tidak ada tanda – tanda kalau jembatan yang dijuluki “Golden Gate” Kalimantan itu akan roboh kebumi.
Kendaraan tampak lalu lalang seperti biasanya ketika kami lewat dibawah kolong jembatan.

Saya ingin memotret jembatan itu tapi, tapi karena cuaca senja sudah cukup gelap saya urungkan untuk memotret.
Nanti saja kalau kapal turun dari hulu sungai Mahakam dan cuaca bagus baru saya akan memotretnya.
Lagipula tanggal 06 November 2011 lalu saat wisata ke pulau Kumala di Tenggarong saya sudah memotretnya.
Ternyata tidak ada kesempatan ketiga buat saya untuk memotretnya.

Karena masih kurang percaya dengan berita yang saya terima dari teman, saya langsung browsing lewat hp.
Memang betul, disitus online sudah ada berita tentang rubuhnya jembatan tersebut.
Kejadian tepatnya sekitar jam 16.20 wita.
Saat itu dilaporkan lalu lintas di atas jembatan sedang padat.
Banyak kendaraan dan orang yang sedang melintas yang langsung ikut tercebur ke sungai.

Sampai siang tadi dari berbagai berita yang saya ikuti di Televisi dan situs online, korban meninggal sudah 5 orang yang ditemukan.
Sementara korban selamat yang mengalami luka – luka sebanyak 39 orang.
Sedangkan korban yang hilang diperkirakan masih puluhan orang.
Data itu didasarkan pada laporan masyarakat yang anggota keluarganya hilang dan belum kembali kerumah.

Saat ini evakuasi korban masih diupayakan tim SAR untuk mencari korban yang mungkin masih tersangkut dibadan jalan jembatan.
Juga untuk mencari korban yang terjebak di mobil yang diperkirakan tenggelam didasar sungai.
Sementara kapal Tug Boat dan Tongkang yang memuat batubara dihulu jembatan dilarang melintas didaerah tersebut.
Kapal yang sudah muat dihulu tertahan diatas,tidak boleh turun.
Termasuk kapal tempat saya bekerja,terpaksa menunggu sampai ada berita lebih lanjut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar