BAJAK LAUT, MIMPI BURUK BAGI PELAUT

Beberapa tahun belakangan ini dunia pelayaran internasional direpotkan dengan bajak laut Somalia.
Entah sudah berapa kapal yang menjadi korbannya.
Rata - rata kapal yang dibajak selalu di sandera dan baru akan di lepaskan jika perusahaan pemilik kapal membayar uang tebusan.
Parahnya lagi dari waktu ke waktu uang tebusan yang diminta semakin meningkat.

Bagi perusahaan uang tebusan mungkin tidak terlalu membebani.
Tapi bagaimana dengan kru kapal yang jadi korban pembajakan dan penyanderaan?
Setiap pelaut yang berlayar tentu tidak mengharapkan untuk mengalami hal yang demikian.
Bekerja dan mendapatkan rejeki untuk nafkah keluarga adalah harapan yang utama.

Tapi apa yang hendak dikata kalau memang sudah kejadian.
Tentu harapan yang tersisa adalah semoga para bajak laut tidak berlaku jahat dan membahayakan jiwa mereka.
Hal ini tentu erat kaitannya dengan sikap perusaahan kapal yang di rompak bajak laut.
Kalau bajak laut merasa tuntutannya bisa segera dipenuhi tentu mereka akan berlalku sedikit baik pada korbannya.

Tapi kalau perusahaan terkesan bertele-tele dalam negosiasi dan berusaha untu berkelit tentu bahaya besar yang mengintai kru yang disandera diatas kapal.
Para pembajak tentu akan bersikap keras untuk memaksa supaya tuntutannya di penuhi.
Untuk memperlihatkan ketegasannya tentu perlu bukti dan contoh yang mungkin saja akan memgeksekusi sandera satu persatu sampai uang tebusan di berikan.

Pembebasan sandera dengan operasi militer bisa saja menjadi pilihan selain membayar uang tebusan.
Tapi hal ini tentu bukan tanpa resiko.
Memang dengan kekuatan persenjataan serta armada kapal perang bisa saja membasmi para perompak.
Tapi bagaimana dengan sandera yang ada di atas kapal?
Bisa saja mereka akan dijadikan tameng bagi para perompak dan tentu saja ini mengancam jiwa mereka.

Bagi pemerintah yang bersangkutan,bernegosiasi dengan perompak adalah suatu pantangan.
Hal itu mungkin dianggap aib sebab bertekuk lutut pada perompak.
Namun bagi keluarga yang anak atau suaminya menjadi sandera,yang dipikirkan tentu hanyalah keselamatan keluarganya.

Lagipula keselamatan sendera sebagai warga negara juga tentu menjadi prioritas selain menjaga martabat bangsa dan membasmi perompak.
Sebuah dilema yang harus di selesaikan dengan baik oleh negara dan perusahaan yang kapalnya dirompak pembajak.
Dan tentu saja kita berharap semoga tidak ada korban yang jatuh apapun pilihan yang ditempuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar