Kapal barang asal Indonesia di rompak bajak laut Somalia.
Itulah berita yang sedang ramai menjadi topik pembicaraan akhir - akhir ini.
Kapal kargo KM Sinar Kudus yang mengangkut nikel ini berangkat dari Pomalaa,Sulawesi selatan tanggal 16 Maret 2011.
Pelabuhan tujuan adalah Rotterdam,Belanda namun sebelum sampai tujuan kapal diserang dan di rompak bajak laut.
Gerombolan bajak laut bersenjata menyerang dan menyadera kapal sejak tanggal 16 Maret 2011 dan saat ini kapal sudah di giring ke wilayah Somalia.
Sampai saat ini kapal beserta 31 abk,dimana 20 abk asal Indonesia di sandera para perompak dan mereka mengajukan tuntutan uang tebusan untuk membebaskannya.
Sudah sebulan lamanya mereka dalam cengkeraman para lanum,tapi tanda - tanda untuk segera bebas masih jauh dari harapan.
Diantara kru kapal sudah ada yang terserang penyakit disebabkan persediaan obat - obatan dan makanan di kapal sudah menipis serta air tawar yang juga sudah hampir habis.
Pihak perusahaan kapal sendiri sudah berupaya untuk bernegosiasi dengan perompak mengenai besaran uang tebusan serta cara pembayaran.
Di khawatirkan jangan sampai uang tebusan malah jatuh ke pihak yang salah atau uang tebusan sudah diberikan tapi kapal dan kru malah tidak di lepaskan.
Pemerintah Indonesia juga sudah berupaya membantu dengan menghubungi pihak pemerintah negara Somalia.
Oleh pemerintah Somalia di persilahkan jika kita hendak menggelar operasi militer untuk menumpas para bajak laut.
Apapun pilihan yang akan di lakukan harapan kita hanya satu, yaitu keselamatan warga negara yang menjadi kru di kapal tersebut.
BAJAK LAUT, MIMPI BURUK BAGI PELAUT
Beberapa tahun belakangan ini dunia pelayaran internasional direpotkan dengan bajak laut Somalia.
Entah sudah berapa kapal yang menjadi korbannya.
Rata - rata kapal yang dibajak selalu di sandera dan baru akan di lepaskan jika perusahaan pemilik kapal membayar uang tebusan.
Parahnya lagi dari waktu ke waktu uang tebusan yang diminta semakin meningkat.
Bagi perusahaan uang tebusan mungkin tidak terlalu membebani.
Tapi bagaimana dengan kru kapal yang jadi korban pembajakan dan penyanderaan?
Setiap pelaut yang berlayar tentu tidak mengharapkan untuk mengalami hal yang demikian.
Bekerja dan mendapatkan rejeki untuk nafkah keluarga adalah harapan yang utama.
Tapi apa yang hendak dikata kalau memang sudah kejadian.
Tentu harapan yang tersisa adalah semoga para bajak laut tidak berlaku jahat dan membahayakan jiwa mereka.
Hal ini tentu erat kaitannya dengan sikap perusaahan kapal yang di rompak bajak laut.
Kalau bajak laut merasa tuntutannya bisa segera dipenuhi tentu mereka akan berlalku sedikit baik pada korbannya.
Tapi kalau perusahaan terkesan bertele-tele dalam negosiasi dan berusaha untu berkelit tentu bahaya besar yang mengintai kru yang disandera diatas kapal.
Para pembajak tentu akan bersikap keras untuk memaksa supaya tuntutannya di penuhi.
Untuk memperlihatkan ketegasannya tentu perlu bukti dan contoh yang mungkin saja akan memgeksekusi sandera satu persatu sampai uang tebusan di berikan.
Pembebasan sandera dengan operasi militer bisa saja menjadi pilihan selain membayar uang tebusan.
Tapi hal ini tentu bukan tanpa resiko.
Memang dengan kekuatan persenjataan serta armada kapal perang bisa saja membasmi para perompak.
Tapi bagaimana dengan sandera yang ada di atas kapal?
Bisa saja mereka akan dijadikan tameng bagi para perompak dan tentu saja ini mengancam jiwa mereka.
Bagi pemerintah yang bersangkutan,bernegosiasi dengan perompak adalah suatu pantangan.
Hal itu mungkin dianggap aib sebab bertekuk lutut pada perompak.
Namun bagi keluarga yang anak atau suaminya menjadi sandera,yang dipikirkan tentu hanyalah keselamatan keluarganya.
Lagipula keselamatan sendera sebagai warga negara juga tentu menjadi prioritas selain menjaga martabat bangsa dan membasmi perompak.
Sebuah dilema yang harus di selesaikan dengan baik oleh negara dan perusahaan yang kapalnya dirompak pembajak.
Dan tentu saja kita berharap semoga tidak ada korban yang jatuh apapun pilihan yang ditempuh.
Kebakaran Besar Ludeskan Kandang Ayam
Kandang ayam terbakar di desa Bongopini |
Mumpung lagi cuti jadi mau ajak anak - anak keluar jalan ke mall.
Tiba - tiba saya dikejutkan teriakan orang - orang dari tetangga dibelakang rumah.
Setelah saya cek ternyata ada kebakaran yang terjadi tidak jauh dari lokasi rumah saya.
Terpaksa acara untuk jalan - jalan ditunda dulu.
Saya berhamburan lari ketempat kebakaran bersama tetangga.
Rupanya yang terbakar adalah kandang ayam yang cukup besar di desa kami.
Sampai dilokasi kebakaran ternyata apinya sudah berkobar dengan besarnya.
Ingin rasanya membantu memadamkan api,tapi melihat situasi yang ada saya jadi miris.
Apinya sudah terlanjur membakar bangunan yang ada sampai ke atas atap dan membubung ke udara.
Tentu sudah susah kalau cuma mengandalkan air dengan ember dari sumur misalnya.
Lagipula lokasinya cukup jauh dari sumur dan rumah penduduk yang terdekat,sekitar 100 meter.
Yang bisa saya lakukan hanyalah menelepon pemadam kebakaran.
Sesudah itu bersama penduduk setempat berusaha mendekat kelokasi kebakaran untuk melihat siapa tahu kalau ada yang bisa kita lakukan untuk memadamkan api.
Tidak lama berselang mobil pemadam kebakaran datang dan langsung memadamkan api,sehingga api tidak menjalar ke bangsal kandang ayam lainnya yang letaknya berdampingan saja.
Tapi satu bangsal kandang ayam berserta rumah tinggal pemiliknya sudah terlanjur ludes dilalap api sebelum mobil pemadam datang.
Semua barang yang didalam rumah tidak ada yang sempat diselamatkan,karena penghuni rumah sibuk menyelamatkan diri masing - masing.
Ada rasa haru menyaksikan pemiliknya yang shock karena kejadian ini.
Kerugian yang ditanggungnya tentu cukup besar.
Tapi mau bilang apalagi,semua sudah terjadi dan tidak bisa dihindarkan lagi.
Untung saja tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)