Menyetir Sambil Baca Sms,Mobil Masuk Jurang

Sudah banyak kasus kecelakaan yang terjadi karena penggunaan Handphone saat berkendaraan.
Tapi hal itu tidak pernah dijadikan pelajaran oleh orang - orang yang melihat kejadian tersebut.
Tiap hari di jalanan dengan mudah kita melihat pengendara sepeda motor menyetir dengan satu tangan dan menelepon dengan tangan satunya lagi.
Demikian juga pengendara mobil,baik kendaraan pribadi atau angkutan umum tak jarang kita temui mengendarai sambil menelepon atau bahkan sambil sms-san.
Kita cuma bisa mengelus dada karena hal itu sudah di anggap biasa dan kalau di peringatkan paling juga di tanggapi cuek oleh sopirnya.


Kejadian naas berkendara sambil menelepon baru saja di alami teman saya.
Tanggal 13 Januari 2011 dia pulang cuti dari kapal ke kampungnya di Medan.
Kapalnya beroperasi didaerah pedalaman sungai Barito di Kalimantan Tengah.
Dari kapal ke Bandara harus lewat kota Muara Teweh,jadi dia pesan tiket sekalian mobil untuk antar ke bandara.


Dari Muara Teweh mobil berangkat jam 19.00 langsung menuju bandara Syamsuddin Noor di Banjarmasin.
Belum lama perjalanan sang sopir sudah mulai dengan kebiasaan umum,menelepon sambil tetap melaju dengan kendaraannya.
Teman saya yang kebetulan duduk disamping sopir menegurnya,tapi di anggap angin lalu saja.
Tidak lama kemudian handphonenya bunyi lagi dan kali ini sms masuk,jadi dia menyetir sambil sms-san.
Tentu saja teman saya tambah dongkol karena tadi sudah ditegur tapi malah tambah jadi.


Tiba - tiba jalanan didepan ada lubang besar yang menghadang.
Secara refleks sopir membanting setir untuk menghindari lubang,tapi dia tidak menyadari kalau jalan agak menikung.
Mobil langsung melayang terbang dan berputar di udara sebelum akhirnya meluncur ke jurang.
Terdengar teriakan "Allahu Akbar" serentak dari penumpang dan langsung sunyi senyap saat mobil mendarat dengan bodi belakang di dasar jurang dengan ketinggian sekitar 7 meter.


Sebagian besar penumpang pingsan tapi tidak ada yang terluka parah karena jurangnya tidak terlalu dalam.
Untungnya teman saya tidak ikut pingsan,jadi masih bisa membantu penumpang yang lainnya.
Yang agak menyulitkan adalah posisi mobil sudah terbalik dan pintu - pintunya tidak ada yang bisa dibuka.


Terpaksa dia menjebol kaca depan mobil untuk bisa keluar.
Saking paniknya keluar dari dalam mobil dia tidak menyadari kalau badannya terkena pecahan kaca yang masih menempel dipinggiran bingkai jendela mobil.
Demikian juga saat membantu menolong penumpang yang pingsan lainnya keluar keluar.
Apalagi saat itu malam dan gelap,tentu menambah rasa kepanikan.
Untunglah tidak ada korban meninggal,semua hanya keseleo,lecet dan luka kena pecahan kaca mobil.


Sang sopir lumayan parah lukanya.
Mukanya nampak lebam dan dari kepalanya mengalir darah,keadaannya agak meghawatirkan.
Teman saya yang tadinya ingin melampiaskan kemarahan jadi iba juga melihatnya.
Tapi penumpang yang lain terutama ibu - ibu tak henti - hentinya mengomeli dia.
Tidak ada yang bisa dia lakukan untuk membela diri kecuali pura - pura mengerang kesakitan.


Tidak lama berselang datang mobil lainnya dari agen travel untuk mengganti mobil yang sudah ringsek di jurang.
Tidak lupa juga dibawa obat - obatan seadanya untu mengobati luka - luka penumpang.
Perjalanan dilanjutkan ke rumah sakit,bukan  lagi kebandara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar