Gema takbir menggetarkan jiwa,
Gema tasbih mensucikan jiwa,
Gema tahmid meluhurkan jiwa,
Sebelum Ramadhan pergi,
Sebelum Idul Fitri datang,
Sebelum operator sibuk,
Sebelum sms di pending,
Saya mengucapkan,
"Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H",
Minal aidin wal faizin,
Mohon maaf lahir dan batin,
Karena setiap kita ada salahnya,
Sebab Mata bisa salah melihat,
Telinga bisa salah mendengar,
Mulut bisa salah mengucap,
Hati bisa salah menduga,
Jalani Ramadhan penuh makna,
Raih Cinta Ilahi,
Gapai Kemenangan Hakiki di hari nan Fitri,
Taqabbalallahu Minna wa minkum,
Minal aidin wal faizin.
Nemu Handphone Di Jalan
Rutinitas saya sehabis sholat subuh selama Ramadhan ini adalah jalan pagi.
Adakalanya sendiri saja,tapi lebih sering ditemani putri sulung saya yang berumur 8 tahun.
Jadi sehabis sholat subuh hanya singgah sejenak dirumah untuk ganti pakaian lalu langsung keliling jalanan kampung.
Minggu lalu seperti biasa,rutinitas itu saya jalani lagi.
Ditemani anak saya sehabis sholat subuh kami mulai jalan pagi lagi.
Kali ini rutenya agak jauh dari biasanya,sehingga anak saya mengeluh capek saat mau pulang kerumah.
Maunya dia naik kendaraan umum saja pulang,tapi saya tidak bawa dompet.
Terpaksa tetap jalan kaki walau anak saya mulai rewel karena sudah merasa capek.
Tiba - tiba langkah kami terhenti.
Dipinggir jalan kami melihat sebuah handphone tergeletak.
Saya mengambilnya dan memperhatikan,ternyata memang Hape benaran.
Sebuah handphone Nokia yang saya tidak tahu tipe berapa.
Seketika itu yang muncul di otak saya adalah "rejeki nomplok".
Siapa yang menyangka pagi - pagi begini sudah dapat handphone.
Saya mencoba untuk melihat daftar kontak tapi terkunci,jadi sekalian saja saya matikan.
Supaya tidak bisa ditelepon pemilik handphone.
Tapi tidak lama kemudian saya berpikiran lain.
Tentu yang punya hape lagi bingung sekarang mencarinya.
Bagaimana kalau saya yang mengalami hal yang demikian.
Lagipula saya juga punya hape lebih dari yang saya butuhkan.
Saya punya satu hape butut yang memang khusus untuk dipakai menelepon dan sms-an.
Satu lagi yang pakai OS Windows Mobile untuk mobile internet.
Lalu kenapa begitu dapat hape di jalanan,tiba - tiba masih ingin memilikinya.
Padahal jelas - jelas itu milik orang lain,dan orangnya sekarang mungkin sedang kebingungan.
Sambil berusaha menjernihkan pikiran,saya menghidupkan kembali hape yang saya dapat tadi.
Ternyata bisa dibuka menunya kalau baru dihidupkan,jadi saya bisa melongok isinya.
Dari daftar kontaknya saya bisa menduga kalau yang punya hape adalah mahasiswa.
Itu karena di daftar kontaknya banyak nama yang diawali dengan "Dosen".
Sudah ada juga panggilan yang tidak terjawab yang sudah puluhan kali.
Sms juga banyak yang masuk tapi tidak bisa dibuka lagi sebab sudah over kapasitas.
Saya menunggu panggilan yang masuk lagi tapi tidak ada.
Akhirnya hapenya terkunci lagi secara otomatis dan tidak bisa lagi saya akses.
Saya coba matikan dan hidupkan kembali,dan ternyata bisa lagi saya buka menunya.
Langsung saja saya cari nomor yang sekiranya bisa untuk melacak siapa pemilik hape.
Ada 2 nomor di daftar kontak yang saya kira bisa untuk menghubungkan dengan pemiliknya.
Yang pertama nomor dengan nama "My Sister" dan yang kedua "My Mother".
Karena tidak ada juga panggilan masuk yang saya tunggu,akhirnya saya telepon ke nomor kontak yang kedua.
Yang menerima telepon rupanya bukan ibunya,tapi adiknya.
Dia bingung kenapa hape malah orang lain yang pegang.
Saya jelaskan bahwa hapenya saya temukan dijalan dan saya berikan alamat rumah kalau mau datang ambil hapenya.
Sorenya yang punya hape menelepon untuk mengambilnya dan saya memberi petunjuk arah jalan kerumah.
Begitu orangnya sampai dirumah,tiba - tiba saya dapat ide untuk sekedar menguji pemilik hape itu.
Hapenya saya simpan disaku dan yang saya keluarkan adalah hape "Samsung" saya yang butut dan hape Windows Mobile saya.
Saya tanya yang mana hape miliknya yang jatuh.
Orangnya nampak kebingungan dan menjawab "Hape saya mereknya Nokia,bukan yang ini".
Segera saya keluarkan hapenya supaya tidak salah paham dan saya katakan "maaf,cuma sekedar menguji saja".
Lalu saya minta ktp-nya karena sebelumnya dia sudah memberitahu namanaya waktu menelepon tadi.
Dia memperlihatkan ktp dan kartu mahasiswanya kepada saya dan memang cocok dengan nama yang dia bilang tadi dan juga waktu diberitahu pertama sama adiknya waktu saya telepon.
Saya berikan hapenya dan karena sudah terkunci kembali,saya minta di untuk membuka passwordnya.
Dia bisa membukanya dengan gampang dan sudah bisa mengakses menunya.
Jadi klop sudah,tidak ada keraguan saya lagi kalau bukan dia pemiliknya.
Dia mengucapkan terimakasih kepada saya karena sudah menemukan dan mengembalikan hapenya.
Waktu mau pamitan dia menyodorkan sebuah amplop kepada saya tapi saya tolak.
Karena saya tidak mau dia berusaha memberikannya kepada anak saya,tapi saya tetap menolaknya.
Saya tidak tahu apa isinya amplop itu,tapi saya rasa dia lebih membutuhkannya daripada saya.
Karena dia masih kuliah,tentu banyak biaya yang diperlukannya.
Dan saya bersyukur sebab saya terhindar dari ujian untuk memiliki barang orang lain yang bukan hak saya.
Semoga saja lain kali saya tidak menemukan Blackberry atau Iphone.
Adakalanya sendiri saja,tapi lebih sering ditemani putri sulung saya yang berumur 8 tahun.
Jadi sehabis sholat subuh hanya singgah sejenak dirumah untuk ganti pakaian lalu langsung keliling jalanan kampung.
Minggu lalu seperti biasa,rutinitas itu saya jalani lagi.
Ditemani anak saya sehabis sholat subuh kami mulai jalan pagi lagi.
Kali ini rutenya agak jauh dari biasanya,sehingga anak saya mengeluh capek saat mau pulang kerumah.
Maunya dia naik kendaraan umum saja pulang,tapi saya tidak bawa dompet.
Terpaksa tetap jalan kaki walau anak saya mulai rewel karena sudah merasa capek.
Tiba - tiba langkah kami terhenti.
Dipinggir jalan kami melihat sebuah handphone tergeletak.
Saya mengambilnya dan memperhatikan,ternyata memang Hape benaran.
Sebuah handphone Nokia yang saya tidak tahu tipe berapa.
Seketika itu yang muncul di otak saya adalah "rejeki nomplok".
Siapa yang menyangka pagi - pagi begini sudah dapat handphone.
Saya mencoba untuk melihat daftar kontak tapi terkunci,jadi sekalian saja saya matikan.
Supaya tidak bisa ditelepon pemilik handphone.
Tapi tidak lama kemudian saya berpikiran lain.
Tentu yang punya hape lagi bingung sekarang mencarinya.
Bagaimana kalau saya yang mengalami hal yang demikian.
Lagipula saya juga punya hape lebih dari yang saya butuhkan.
Saya punya satu hape butut yang memang khusus untuk dipakai menelepon dan sms-an.
Satu lagi yang pakai OS Windows Mobile untuk mobile internet.
Lalu kenapa begitu dapat hape di jalanan,tiba - tiba masih ingin memilikinya.
Padahal jelas - jelas itu milik orang lain,dan orangnya sekarang mungkin sedang kebingungan.
Sambil berusaha menjernihkan pikiran,saya menghidupkan kembali hape yang saya dapat tadi.
Ternyata bisa dibuka menunya kalau baru dihidupkan,jadi saya bisa melongok isinya.
Dari daftar kontaknya saya bisa menduga kalau yang punya hape adalah mahasiswa.
Itu karena di daftar kontaknya banyak nama yang diawali dengan "Dosen".
Sudah ada juga panggilan yang tidak terjawab yang sudah puluhan kali.
Sms juga banyak yang masuk tapi tidak bisa dibuka lagi sebab sudah over kapasitas.
Saya menunggu panggilan yang masuk lagi tapi tidak ada.
Akhirnya hapenya terkunci lagi secara otomatis dan tidak bisa lagi saya akses.
Saya coba matikan dan hidupkan kembali,dan ternyata bisa lagi saya buka menunya.
Langsung saja saya cari nomor yang sekiranya bisa untuk melacak siapa pemilik hape.
Ada 2 nomor di daftar kontak yang saya kira bisa untuk menghubungkan dengan pemiliknya.
Yang pertama nomor dengan nama "My Sister" dan yang kedua "My Mother".
Karena tidak ada juga panggilan masuk yang saya tunggu,akhirnya saya telepon ke nomor kontak yang kedua.
Yang menerima telepon rupanya bukan ibunya,tapi adiknya.
Dia bingung kenapa hape malah orang lain yang pegang.
Saya jelaskan bahwa hapenya saya temukan dijalan dan saya berikan alamat rumah kalau mau datang ambil hapenya.
Sorenya yang punya hape menelepon untuk mengambilnya dan saya memberi petunjuk arah jalan kerumah.
Begitu orangnya sampai dirumah,tiba - tiba saya dapat ide untuk sekedar menguji pemilik hape itu.
Hapenya saya simpan disaku dan yang saya keluarkan adalah hape "Samsung" saya yang butut dan hape Windows Mobile saya.
Saya tanya yang mana hape miliknya yang jatuh.
Orangnya nampak kebingungan dan menjawab "Hape saya mereknya Nokia,bukan yang ini".
Segera saya keluarkan hapenya supaya tidak salah paham dan saya katakan "maaf,cuma sekedar menguji saja".
Lalu saya minta ktp-nya karena sebelumnya dia sudah memberitahu namanaya waktu menelepon tadi.
Dia memperlihatkan ktp dan kartu mahasiswanya kepada saya dan memang cocok dengan nama yang dia bilang tadi dan juga waktu diberitahu pertama sama adiknya waktu saya telepon.
Saya berikan hapenya dan karena sudah terkunci kembali,saya minta di untuk membuka passwordnya.
Dia bisa membukanya dengan gampang dan sudah bisa mengakses menunya.
Jadi klop sudah,tidak ada keraguan saya lagi kalau bukan dia pemiliknya.
Dia mengucapkan terimakasih kepada saya karena sudah menemukan dan mengembalikan hapenya.
Waktu mau pamitan dia menyodorkan sebuah amplop kepada saya tapi saya tolak.
Karena saya tidak mau dia berusaha memberikannya kepada anak saya,tapi saya tetap menolaknya.
Saya tidak tahu apa isinya amplop itu,tapi saya rasa dia lebih membutuhkannya daripada saya.
Karena dia masih kuliah,tentu banyak biaya yang diperlukannya.
Dan saya bersyukur sebab saya terhindar dari ujian untuk memiliki barang orang lain yang bukan hak saya.
Semoga saja lain kali saya tidak menemukan Blackberry atau Iphone.
Langganan:
Postingan (Atom)