VIETTEL IS THE BEST


Dengan lahap saya menghabiskan sarapan pagi saya di KFC Vinatex Plaza.
Satu butir nasipun nggak ada yang tersisa,ludes semuanya.
Bagaimana nggak lahap makannya kalau sarapan pagi jam setengah sepuluh.
Tadi dari hotel hanya minum kopi sama roti saja.Cari makanan di Can Tho sangat susah.
Rumah makan dan restoran memang banyak tapi cari menu yang halal untuk muslim boleh dibilang nggak ada.
Salah masuk restoran anda akan dapat menu Thit heo atau babi.

Saya tadi keluar dari Hotel jam 08.00.
Tujuannya ke kantor operator Vinaphone untuk setting Hp.
Juga sekalian register nomor supaya bisa dipakai buat internetan.
Karena nggak tahu harus kemana saya minta diantar Mr.Hay,pegawai hotel yang lagi stand by pagi itu.

Ternyata malah diantar ke Mobifone.
Setelah puas bolak-balik Hp saya CSnya malah mengatakan,''Your phone cannot to be use for internet in Vietnam''.
Ah masak sih,batin saya dalam hati.

Dari situ kita meluncur cari kantor Vinaphone.
Saya kasih saja Hp saya sama Hay supaya lebih gampang urusannya.
Agak lama juga menunggu karena harus antri,dan hasilnya adalah nol.
Hay mengatakan sama saya tidak bisa disetting.
Apa boleh buat terpaksa kita pulang.

Karena sudah lapar saya minta diantar ke Vinatex Plaza untuk cari sarapan.
Selesai sarapan saya buka Hp saya.
Saya keluarkan Simcard Vinaphone dan saya ganti dengan Simcard Viettel.
Sesudah itu saya langsung keluar mencari taksi untuk pergi ke kantor Viettel.

Kebetulan ada taksi yg sedang nongkrong.
Saya menjelaskan kemana tujuan saya tapi sang sopir agak bingung.
Terpaksa minta pulpen dan kertas padanya.
Saya tulis "Office Viettel" dan diapun paham kemana tujuan saya.

15 menit perjalanan sampai ke tempat yg di tuju.
Saya lihat sebuah gedung dengan logo "VIETTEL".
Tidak salah lagi ini yang saya cari.
Argo taksi menunjukkan 17.000 Dong.
Saya kasih aja 20.000 Dong dan saya nggak minta lagi kembaliannya,
(10.000 Dong = rp.7.000)

Ruang CSR kayaknya dilantai dua karena saya lihat ada tamu yang keluar masuk.
Saya ikut naik keatas.CS yg melayani pelanggan hanya dua orang saja,jadi saya ikut antri lagi.
Begitu tiba giliran,saya maju ke meja CS perempuan yang kelihatannya masih gadis.
Dia menyapa saya dengan bahasa Vietnam yang saya nggak tahu artinya,tapi bisa saya kira2 mungkin aja dia tanya apa keperluan saya.

Saya langsung menyapa dalam bahasa inggris 'Good Morning' supaya dia tahu saya bukan penduduk lokal.
Dia membalas sapaan saya dan bertanya 'What can I help You?
Saya jelaskan saya butuh settingan HP untuk koneksi internet & register nomor.
Saya sudah coba setting automatic dan daftar lewat sms tapi gagal terus.
Lama dia mengamati Hp saya dengan agak ragu.

Saya melihat gelagat dia akan mengembalikan Hp saya karena mungkin susah settingnya.
Maka saya pun pasang tampang memelas supaya dia merasa kasihan.
Dia menanyakan merek dan tipe Hp saya.Saya pakai Hp HTC Touch Diamond.
Sejenak dia membuka file dikomputernya dan setelah dapat yang dicari dia memutar monitor kearah saya dan bertanya apakah betul seperti yang nampak.
Saya iya saja karena melihat dimonitor ada merek Hp saya.

Saya serahkan Hp saya padanya untuk disetting tapi dia agak kesulitan mengoperasikannya jadi dia kasih kembali sama saya.
Dia menjelaskan bagian mana yang harus disetting berdasarkan data dari komputer dan saya mengikuti intruksinya.

Beruntung saya pernah menyetting Hp O2 saya secara manual di CSR Indosat Samarinda.
Jadi saya tahu caranya sebab nggak jauh beda,hanya yang data yang diinput mengikuti operator masing2.
Nomor saya didaftar juga dan terakhir setting kartu dengan cara kirim sms "GPRS" ke nomor 192.
Setelah ada balasan langsung saya coba untuk buka Detikcom,dan koneksinya berjalan bagus.
Saya coba juga untuk buka Google dan hasilnya memuaskan.

Tentu saja saya senang sekali.
Saya ucapkan Thanks You Very - very much buat dia.
Sebenarnya saya ingin minta permisi untuk mengambil fotonya untuk diposting ke blog ini.
Tapi sudah ada pelanggan yang antri jadi saya urungkan.
Saya juga nggak tahu apa dia bersedia difoto atau tidak.
Parahnya lagi saya lupa juga minta alamat emailnya.
Yah nggak apalah,yang penting Hp saya sudah oke untuk koneksi internet di Vietnam.

TROUBLE ENGINE JILID II

Can Tho,Vietnam 02 April 2009.

Jam 06.00.kapal berangkat tujuan Singapore menarik barge Sinar Anugerah 01.
Passing buoy nomor 21 kepanduan sudah jam 21.30.
Air pasang puncak jam 18.00 berarti sekarang air bergerak surut.
Sudah terlambat untuk langsung keluar muara ke buoy luar.

Terpaksa berputar-putar menunggu air pasang besok pagi jam 10.00 karena kalau berlabuh jangkar kapal nggak kuat menahan tongkang dengan muatan 8000 ton lebih,sudah pasti hanyut terus.
Jam 04.00 pagi air pasang bergerak masuk,kapal lanjut keluar dari alur.

Ada 8 kapal tug boat yang tarik tongkang pasir beriringan keluar termasuk kapal kita.
Semua menunggu air pasang karena kedalaman air di buoy no.7/8 hanya 2 meter lebih.
Ditambah air pasang top 3.4 meter pada jam 10.00 pagi jadi kedalamannya sekitar 6 meter saja.
Jadi pas-pasan saja dengan draft tongkang yang 5,5 meter.
Kalau terlambat keluar dijamin bisa kandas lagi.

Semua kapal bergerak merayap bagai siput dengan kecepatan hanya 1-2 knot saja.
Air pasang deras masuk,ditambah lagi dengan cuaca yang berombak.
Jam 10.15 sudah lewat buoy no.7& 8 yang dangkal,berarti bisa mulus keluar.
Di luar alur buoy no.7& 8 ada kapal kargo yang kandas sedang ditarik Tug Boat.
Nampaknya dia jatuh ke sisi kanan alur dan langsung kandas.

Jam 13.00 lepas dari buoy luar langsung towing panjang.
Cuaca laut tidak bersahabat,ombak sekitar 2 meteran.
Sebenarnya ombak segini tidak besar untuk ukuran kapal-kargo,tapi buat Tug Boat macam kapal kita yg panjang cuma +30an meter ombak segini sudah terasa lumayan mengguncang kapal & mengocok isi perut sampai keluar.
Saya bersyukur saja sebab kemarin waktu saya cek di situs bmg,perkiraan ombak hari ini sampai lusa mencapai 3,5 mtr untuk laut cina selatan sampai ke muara sungai mekong,Vietnam tempat kita keluar.

Hari kedua dan ketiga cuaca tidak banyak berubah dengan ombak yang menghajar dari lambung kiri kapal.
Kecepatan kapal hanya berkisar 3-4 knot saja.Tidak bisa naik ke 5 knot walau rpm sudah sampai limit maksimal,maklum mesin tua.

Hari ke 4 pelayaran tanggal 05 April jam 14.10 menit posisi 06° 26,9' N/105° 43,3' E mesin induk kanan rusak.
Setelah dicek ternyata ada kebocoran seal & bbm masuk ke karter bercampur dgn oli.
Memang bisa diperbaiki tapi stok oli dikapal tidak mencukupi lagi.
Jadi sama saja nggak bisa di fungsikan.
Mau nggak mau harus minta kiriman dari darat.

Mau menghubungi kantor tapi telepon satelit tidak dapat sinyal.
Jadi kirim berita lewat stasiun Radio Pantai dan beritanya diteruskan ke kantor.
Supply oli akan dikirim lewat kapal yang satu perusahaan yg tujuan ke Vietnam.
Sementara kita jalan dengan mesin kiri saja.

Jam 18.50 mesin induk kiri ikut-ikutan yang kanan,Mogok juga alias rusak.
Kapal terapung-apung dilaut Cina Selatan.
Wah,ini baru mati gaya.
Kalau nggak bisa diperbaiki lagi apa kita harus terombang-ambing menunggu bantuan datang.

Terus sampai kapan?
Orang-orang mesin repot membenahi kerusakannya.
Untungnya masih bisa dihidupkan dan dipakai lagi.
Jam 19.25 mesin induk kiri bisa di start lagi dan kita lanjut pelayaran.

Tanggal 09 April 2009 jam 08.35 kapal yg membawa oli yang kita butuhkan sampai di posisi kita.
Olinya terpaksa dipompa aja dari kapal sebelah karena tidak bisa dinaikkan dgn drumnya.
Cuaca masih kurang baik dan tidak ada cranne untuk transfer muatan.

Jam 11.30 masing-masing kapal melanjutkan perjalanan karena sudah selesai transfer oli.
Sore hari mesin induk kanan sudah bisa distart dan kapal jalan dgn 2 mesin.
Jam 24.00 saya bangun untuk jaga sampai jam 04.00.
Dan mesin induk kanan sudah nggak hidup lagi.

Rupanya sudah rusak lagi.....

MESIN KETIK TINTA MERAH

Seorang pelaut baru saja kembali kerumah setelah lama berlayar jauh.
Tentu saja dia ingin segera bermesraan dengan isterinya.
Tapi dirumah masih banyak tamu dan isterinya malah sibuk didapur.

Untuk menyiasatinya dia menyuruh anaknya yang masih kecil.
''Nak,kasih tahu sama Mama,Papa mau pake mesin ketik sekarang'',katanya.
Itu adalah kode rahasia jika mereka mau bermesraan.

Sang anak pergi menyampaikan pesan itu kepada ibunya.
Tidak lama kemudian anaknya kembali dan berkata,Pa,Mama bilang mesin ketiknya belum bisa dipakai.
Tinta merahnya belum habis,tiga hari lagi baru oke''.
Mendengar hal itu tentu saja dia lemas karena tahu apa maksud isterinnya.
Anaknya saja yang bingung sebab dirumah tidak ada mesin ketik.

Tiga hari kemudian giliran ibunya yang memanggil anaknya.
''Kasih tahu sama Papa kalau mesin ketiknya sudah bagus sekarang.
Tinta merahnya sudah hilang dan sudah bisa dipakai''.

Anaknya pun pergi menyampaikan pesan itu kepada Bapaknya.
Sang Bapak berkata,'' Bilang sama Mama kalau Papa sudah selesai
menulis pakai tangan''.

ROUTE MASUK ALUR MUARA CAN THO - VIETNAM

Posisi Buoy 0/Buoy Luar :
  09° 30.633' N
106° 30.540' E


WAYPOINT/ROUTE :


No.1.Buoy 0 lewat sisi kiri :
  09° 30.100' N
106° 30.894' E



No.2.Buoy No.1 - 2 :
  09° 30.412' N
106° 29.704' E



No.3.Buoy No.3 - 4 :
  09° 30.394' N
106° 27.803' E



No.4.Buoy No.5 - 6 :
  09° 30.375' N
106° 26.700' E



No.5.Buoy No.7 - 8 :
  09° 30.351' N
106° 25.602'
E



No.6.Buoy No.9 - 10 :
 09° 30.046' N
106° 24.879' E



No.7.Buoy No.11 - 12 :
  09° 29.757' N
106° 24.094' E



No.8.Buoy No.13 - 14 :
  09° 29.454' N
106° 23.445' E



No.9.Buoy No.16 :
  09° 29.803' N
106° 23.014' E



No.10.Buoy No.18 :
  09° 30.333' N
106° 22.388' E



No.11.Buoy No.20 :
  09° 30.767' N
106° 22.066' E



No.12.Buoy No.15 :
  09° 31.256' N
106° 21.587' E



No.13.Buoy No.22 :
  09° 31.845' N
106° 21.057' E



No.14.Buoy No.17 - 24 :
  09° 32.570' N
106° 20.293' E



No.15.Buoy No.26 :
  09° 32.951' N
106° 19.920' E



No.16.Buoy No.19 - 28 :
 09° 34.046' N
106° 18.935' E



No.17.Buoy No.21 - 30 :
 09° 34.855' N
106° 17.981' E



No.18.Buoy No.23 - 32 :
 09° 35.550' N
106° 16.528' E



-Waypoint diatas adalah untuk dipakai sendiri.
-Jika ada yang membutuhkan sebagai pedoman,boleh mengkopi asal mencantumkan sumber.
-Koreksi dibutuhkan mengingat bisa jadi ada kesalahan posisi yg dibuat penulis.
-Mungkin sekali bisa terjadi pergeseran posisi Buoy karena terserset tongkang atau perubahan alur.
-Waypoint diupdate terakhir tanggal 16 Juli 2009 saat masuk muara.
-Sebelum masuk alur muara,lapor dulu ke Can Tho pilot station
di Channel 16 radio VHF untuk minta ijin masuk alur.
-Kalau diijinkan,kapal masuk sendiri sampai buoy no.23.
-Menunggu Pandu naik,berlabuh dibuoy No.23/Pandu naik dibuoy No.23.
-Pandu naik dan kapal akan dipandu sampai dilokasi muat Can Tho port.

ARTI SEBUAH NAMA

Apalah artinya sebuah nama, demikian kata seorang pujangga terkenal.
Mungkin karena sudah terkenal sehingga dia merasa tidak memerlukan nama lagi.
Tetapi bagaimana jika seseorang atau sesuatu itu tidak punya nama?
Bagaimana kita harus menyebut atau memanggilnya?

Nama adalah identitas yang melekat pada tiap sesuatu, baik itu benda, tumbuhan, hewan apalagi manusia.

Banyak orang yang berharap namanya terkenal dan dikenal dimana-mana.
Dengan banyak cara dia berusaha mewujudkan hal tersebut sampai melakukan hal-hal yang aneh atau kontroversial.
Tapi ada juga orang yang sudah terkenal sampai harus menyembunyikan diri dari publik.
Ketenaran malah dianggap mengganggu privasinya, padahal itu yang diharapkannya dulu.

Saya punya pengalaman menarik yang berhubungan dengan nama seseorang selama dalam perjalanan menggunakan kapal penumpang Pelni.

Suatu waktu saya pulang kampung karena cuti.
Dari Samarinda saya beli tiket di travel sekalian diantar dengan mobil travelnya ke pelabuhan supaya tidak repot.
Kebetulan penumpang  yang diantar mobil travel cuma 3 orang, 1 orang tua laki - laki, seorang gadis, dan saya.
Dalam perjalanan sang orang tua membenahi koper yang ada tulisan nama perempuan, "NURHAYATI" (bukan nama sebenarnya).
Dia mencabut lagi nama yang terselip di plastik koper itu, melipat dan memasukkannya lagi.
Sekilas saya memperhatikan dan sekarang yang nampak adalah "Dra.NURHAYA".
Saya mengerti sekarang bahwa sang gadis yang mungkin anaknya itu  adalah seorang "Doktoranda".
Tapi demi untuk memunculkan gelar sang anak, namanya jadi "NURHAYA" bukan lagi "NURHAYATI" karena tempat untuk menyelipkan stiker nama terbatas.
Apa boleh buat supaya gelar dikenal orang, maka nama yang harus jadi korban.
Sang gadis hanya memperhatikan saja apa yang dikerjakan orang tua itu tanpa reaksi apa-apa.

Di pelabuhan Kwandang, kapal baru saja berangkat dan penumpang kelas ekonomi masih sibuk mencari tempat.

Tiba-tiba terdengar pengumuman dari ruang infomasi "Mohon perhatian,anggota DPRD dari kabupaten ....(disebut nama kabupatennya) ditunggu temannya di ruang infomasi deck lantai 5.
Wah, apakah orang yang memanggil itu tidak bisa membedakan ruang sidang DPRD dengan kapal.
Menurut saya semua status orang di atas kapal ini hanya terbagi 3 jenis yaitu kru kapal, penumpang resmi dan penumpang gelap.
Kok keanggotaan DPRD sampai dibawa-bawa kesini? Apakah tidak bisa dipanggil saja nama orangnya?
Atau apakah sedang ada studi banding di atas kapal?
Saya hanya bisa terheran-heran saja mendengarnya.

Suatu waktu di pelabuhan Pantoloan masih dengan kapal pelni saya punya pengalaman lain lagi.

Kapal akan berangkat dan dari ruang infomasi ada pengumuman supaya pengantar dan penjemput segera disuruh turun supaya tidak terbawa dikapal.
Tiba-tiba ada pengumuman lain yang menarik perhatian saya.

Bunyinya adalah "Mohon perhatian,anak walikota ...(disebut nama kotanya) ditunggu temannya di ruang infomasi deck lantai 4, terimakasih.

Saya jadi bertanya dalam hati apakah anak itu tidak punya nama.
Atau betulkah yang memanggil itu adalah temannya, sebab kalau memang temannya tentu dia tahu nama yang harus dia panggil.

Lho kalau anak walikota ada 3 orang yang ada di atas kapal apakah semua harus datang?

Bagaimana pula perasaan orang yang dipanggil itu?
Apakah dia merasa bangga seluruh penumpang kapal tahu statusnya sebagai anak walikota atau malah tersinggung karena jabatan bapaknya dibawa-bawa sampai ke sini.
Saya jadi berfikir kalau ada anak seorang tukang becak di kapal ini dan temannya mencarinya apakah harus disertakan juga "jabatan" bapaknya itu?

Masih dikapal pelni sudah dalam perjalanan.

Suatu sore tiba-tiba ada pengumuman lagi.
"Mohon perhatian,saudara Marwan ditunggu rekannya di ruang infomasi deck lantai 4."
Siapa yang mencari saya? Saya jadi bertanya kok ''rekan'' bukannya ''teman''?.
Siapa rekan saya di sini? Apakah saya seorang bisnisman sampai dicari seorang rekanan.

Saya ingat tadi di mushola kapal ada yang meminjam buku yang saya baca dan belum dikembalikan.

Apakah orang itu yang mencari saya?
Rasanya tidak mungkin sebab saya tidak menulis apa-apa di buku itu.
Padahal setiap buku yang saya beli selalu saya tulisi tanggal dan kota tempat beli,nama saya dan tanda tangan.

Karena pengumuman diulang lagi, maka saya bergegas ke ruang infomasi.

Di depan ruang infomasi saya lihat ada 2 orang gadis yang kelihatan sedang menunggu tetapi saya tidak mengenal mereka.
Tiba-tiba saya berpapasan dengan seorang kadet yang berpakaian dinas. Di bajuseragam dinasnya ada tulisan namanya dan nama itu adalah "MARWAN".
Dia langsung disambut rekan gadisnya. Saya jadi tersipu malu. Ternyata bukan saya yang ditunggu. Ada juga Marwan yang lain di kapal ini.

Suatu waktu saya pulang kampung lagi dari Samarinda karena cuti lebaran Idul Fitri.

Pilihannya tentu naik kapal pelni lagi sebab tiket pesawat pesawat harganya sudah melambung.
Tarif normal saja tidak  terjangkau apalagi tarif ''abnormal'' jelang libur lebaran.
Kapal berangkat dari pelabuhan Semayang Balikpapan dengan tujuan pelabuhan Pantoloan.
Penumpang penuh sesak, maklum angkutan rakyat yang terjangkau tiketnya walaupun banyak yang tidak kebagian kabin. Beruntung saya masih dapat tempat tidur.

Dari Pantoloan kapal menuju pelabuhan Kwandang,Gorontalo.

Saat sedang istirahat siang tiba-tiba ada lagi pengumuman dari dari ruang infomasi.
Pengumumannya adalah,"Mohon perhatian, saudara Marwan Mohamad penumpang dari Balikpapan tujuan Kwandang ditunggu temannya di depan ruang infomasi deck lantai 4."

Tentu saja saya kaget,siapa yang mencari saya? Kok lengkap betul infomasinya.

Saya sampai tidak percaya dengan pendengaran saya. Tapi pengumumannya diulang lagi dan isinya masih seperti tadi.
Saya pun pergi ke arah ruang infomasi menerobos penumpang ekonomi yang penuh sesak tidur di gang-gang kapal.
Sampai didepan ruang infomasi sudah menunggu teman satu sekolah saya di kampung.
Namanya Amir Utiarahman. Dia bekerja di kapal diperusahaan Andika Lines di Jakarta.
Dia mudik pulang kampung untuk lebaran juga dan pilihannya lewat kapal laut seperti saya.

Rupanya dia melihat saya kemarin sewaktu saya naik dari pelabuhan Balikpapan.

Karena dia cari di atas kapal tidak ketemu, terpaksa dia minta bantuan dari ruang infomasi.
Beruntung dia tidak memanggil saya dengan "jabatan" yang melekat pada orang tua saya.
Sebab bapak saya hanyalah petani kampung.

"MENU TERLARANG"

Jam 19.50 saya dan teman lagi diwarnet.
Karena merasa lapar kita keluar untuk cari makan.
Maunya langsung saja tapi karena teman yang lain minta ditunggu,jadi kita masih menunggu lagi supaya nanti makan bareng.
Lama ditunggu tak kunjung datang akhirya kita ke restoran & cafe Lacca,biarlah nanti ditunggu disitu.

Berjalan kaki kita kesitu.Dari luar kelihatan sangat ramai.
Saya jadi mikir bisa lama tunggu orderan makanan kalau begini.
Kita masuk untuk lihat menu.
Saya lihat ada bak dari kaca tempat menampung ikan air tawar yg masih hidup.
Wah,boleh pilih ikan nila atau ikan mas untuk dibakar kalo begini.

Tapi tiba - tiba pandangan saya tertuju pada panggangan yg ada di sebelah saya.
Saya perhatikan ternyata yg dipanggang bukannya kambing guling tetapi thiet theo/babi yg merupakan menu terlarang buat saya yg muslim.
Seketika itu juga selera makan kita hilang.

Yah,mau bilang apalagi,kita sedang berada di Vietnam bukan di Indonesia.
Mayoritas penduduk disini beragama Budha,dan boleh dikata saya belum pernah bertemu dengan penduduk lokal yang beragama Islam.
Tidak jadi kita pesan makanan dan keluar lagi.

Setelah berunding kita putuskan untuk pergi ke Vinatex plaza.
Disana ada restoran KFC.Menunya tentu nasi plus ayam,dan ada sertifikasi halal,jadi tak perlu ragu lagi.
Dengan taksi kita meluncur kesana dan tiba hampir jam 21.00.
Sudah agak sunyi keadaannya.Kitapun langsung pesan makanan untuk berdua.

Pelayannya memberitahu yang kita pesan memang ada untuk 2 porsi,tapi nasinya sisa untuk satu orang saja.
Yang satunya kalau mau dengan roti atau kentang saja.
Saya dan teman hanya bisa melongo dengan bengong.
Sudah dari tadi menahan lapar,sekarang dapat nasi hanya satu porsi saja.
Hmmmmm,nasib apes apa hari ini?

ATM VIETCOM BANK


Sore itu saya dan teman jalan - jalan lagi ke kota Can Tho.
Tujuannya kemana lagi kalau nggak ke mall.
Puas lihat - lihat dan belanja seperlunya kita jalan kaki mutar - mutar keliling kota.

Kelamaan mutar - mutar nggak tentu arah,akhirnya kita merasa kehilangan arah alias tersesat.
Padahal kita masih mau pergi ke Maximart untuk cari makan.
Mau tidak mau terpaksa harus pakai taxi supaya tidak tambah tersesat.

Sebelum mencegat taxi saya memeriksa dompet dulu,dan ternyata tidak ada uang kecil.
Yang ada pecahan uang 500.000 Dong dan uang Rupiah,sedangkan untuk bayar taxi paling 30.000 Dong saja.

Saya pun tengak - tengok untuk mencari ATM.
Beruntung tidak jauh dari situ ada ATM VietCom Bank.
Saya perhatikan ada logo VISA,berarti ATM Mandiri saya boleh dijajal.
Saya masuk dan mencoba mengecek saldo dan ternyata bisa.
Malah saldo saya bertambah banyak karena dikonfersi ke mata uang Dong Vietnam.

Saya pun melanjutkan transaksi untuk penarikan.
Pilihan nominal yang munculadalah 100.000,500.000 dan 1000.000 Dong.
Karena hanya butuh uang untuk bayar taxi maka saya memilih yang 100.000 Dong.
Sesudah itu kita langsung mencegat taxi yang lewat untuk meluncur ke Maximart.

Asyik belanja di Maximart tiba - tiba Hp saya berbunyi karena ada sms masuk.
Ternyata sms dari Mandiri Banking laporan debit sebesar rp.69.854.00.
Rupanya itu kurs resmi Rupiah Indonesia dan Dong Vietnam.
Baru sekitar satu jam saya melakukan transaksi di Vietnam sudah langsung ada laporannya.

PROSEDUR KELUAR MASUK PELABUHAN CAN THO


Setiap Pelabuhan Laut punya peraturan tersendiri untuk keluar masuk wilayahnya.
Baik itu peraturan untuk keluar masuk orang atau keluar masuk barang.
Bagi kita abk tentu harus mutlak mengetahui peraturan tersebut dan juga harus mematuhinya.
Tanpa mengetahui peraturan tentu kita bisa melanggarnya dan itu akan mendatangkan kesulitan bagi kita.
Adapun peraturan yang berlaku di pelabuhan Can Tho adalah sebagai berikut:

-Untuk keluar area pelabuhan kita harus harus membawa shorepass.
Shorepass biasanya diberikan agen sesuai jumlah kru dikapal.

-Saat keluar area pelabuhan kita harus melapor di pos jaga dan menyerahkan shorepass yang diberikan agen.

-Shorepass yang dari agen akan diganti dengan shorepass yang diberikan di pos pelabuhan.


-Shorepass digunakan sebagai pengganti passport sebab passport kita biasanya ditinggal dikapal karena di Vietnam passpor tidak dicap/stempel,sebab yaang distempel adalah daftar abk.


-Saat akan masuk kembali area pelabuhan shorepass dikembalikan dan ditukar dengan shorepass dari agen.


-Jam keluar masuk pelabuhan berlaku mulai jam 07.00 sampai jam 23.00 waktu lokal.


Jadi kalau keluar sudah harus kembali sebelum jam tersebut,sebab pintu pelabuhan ditutup jam 23.00 atau jam 11.00 malam.
Kecuali kita mau menginap diluar tidak jadi masalah.Kita bisa pulang besok paginya dan pintu sudah terbuka.


Untuk keluar memang kita bisa saja tanpa melewati pintu pos pelabuhan.
Tapi itu berarti kita keluar tanpa melapor yang artinya keluar secara gelap dan tanpa membawa shorepass dari pos pelabuhan.


Kalau terjadi insiden terhadap kita sedangkan kita tidak membawa dokumen yang diperlukan tentu masalah yang akan menimpa kita,sebab kita akan berurusan dengan aparat hukum padahal kita keluar dengan melanggar hukum.

Demikian juga kalau kita masuk.Kita bisa masuk tanpa lewat pos yang artinya shorepass kita belum dikembalikan.
Seandainya kapal langsung berangkat dan shorepass kita belum dikembalikan berarti kita dianggap masih berada didarat.
Itu tentu suatu masalah buat kita dan juga buat perusahaan tempat kita bekerja.


Jadi untuk keluar masuk pelabuhan sebaiknya kita mematuhi peraturan yang berlaku.
Itu demi kenyamanan dan keamanan kita selama menikmati keindahan kota Can Tho dan keramahan penduduknya.

SUNGAI MEKONG


Sudah 3 hari yang lalu kapal sampai di Can Tho,Vietnam.
Sampai hari ini masih berlabuh di sungai Mekong menunggu giliran untuk muat.
Dan sampai hari ini pun belum ada kru yang turun ke darat.
Memang ada juga yang ingin turun tapi karena modal cekak jadinya batal.
Takut mutar - mutar kesasar dan kehabisan sangu,maklum belum
menguasai medan tempur karena ini adalah trip perdana kita kesini.

Jadi semua pada ngumpul dikapal sambil melihat - lihat perahu nelayan yang hilir mudik di sungai.
Suasananya nggak beda jauh dengan kondisi sungai di Indonesia macam sungai Mahakam di Samarinda.
Yang beda adalah disini tidak ada rumah - rumah panggung penduduk yang berjejer dipinggir sungai seperti yang ada disungai Mahakam,sungai Barito dan sungai Musi.
Yang juga berbeda disungai ini adalah parambuan.Buoy disini boleh dibilang bagus karena selalu berpasangan antara buoy hijau dan buoy merah.
Jadi walaupun tanpa pandu pun rasanya gampang bagi kita untuk mengikuti alur pelayaran sesusai rambu yang ada.

Dari ambang luar sampai kepelabuhan ada seratus buoy lebih yang terpasang padahal sungainya boleh dibilang lurus tanpa belokan tajam dan tak banyak rintangan yang berarti unruk pelayaran.
Pemasangan buoy terasa berarti karena jadi pembatas antara alur kapal dengan nelayan.

Alur untuk kapal - kapal ada di tengah sungai,sedangkan untuk nelayan yang mencari ikan atau menambang pasir ada di luar buoy.
Jadi ada batasan yang jelas dan tegas mengenai hal itu dan masing - masing pihak tahu tidak bisa melanggarnya.
Nelayan tidak boleh mencari ikan ditengah sungai karena itu alur untuk kapal.
Sebaliknya kapal tidak boleh keluar dari alurnya atau berlayar ditepi sungai karena selain dangkal itu adalah daerah nelayan untuk mencari ikan.

Sungai Mahakam di Samarinda mungkin hampir sama panjangnya dengan sungai ini yang jadi alur pelayaran.
Tapi saya perhatikan mungkin buoy yang terpasang tidak lebih dari 30 buah.
Itupun terkadang penambang pasir berlabuh ditengah alur sungai dan menghalangi serta membahayakan pelayaran.


Posisi kita berlabuh adalah di pelabuhan Cai Cui.Agak kehulu sungai nampak sebuah jembatan yang dalam tahap pembuatan.
Pusat kotanya kalau yang saya lihat di peta ada disebelah kiri.
Seberapa jauh,nggak ada yang tahu karena memang kita belum kedarat.

Bagi saya bukan soal mau kedarat yang jadi masalah,tapi pusing karena sudah 10 hari lebih nggak tahu perkembangan berita.
Terakhir waktu masih diselat Singapore masih bisa buka detikcom dan tv masih bisa dapat siaran.Hp juga masih dapat sinyal.

Disini memang tv bisa dapat siaran tapi siaran lokal Vietnam semua.
Jadi tidak ada yang bernafsu melihat acara tv karena nggak mengerti apa yang dilihat.
Jadi hiburan satu - satunya adalah menonton perahu nelayan dan penjual buah hilir mudik di sungai.


Can Tho city,28 Feb 2009